Modul Seni Teater
SMA Regina Pacis Surakarta
MODUL 1
TEATER TRADISI NUSANTARA
Standar Kompetensi
• Mengapresiasi karya seni teater.
Kompetensi Dasar
1.Mengidentifikasi makna, peranan teater dalam konteks sosial budaya.
2.Mendeskripsikan sejarah dan perkembangan teater daerah setempat.
Indikator
1.Menceritakan jenis-jenis teater pada daerah setempat sesuai dengan fungsinya dalam kehidupan masyarakat.
2.Menjelaskan hasil observasi pada pergelaran teater daerah setempat.
3.Mengidentifikasi keunikan karya teater daerah setempat.
4.Mengidentifikasi tokoh-tokoh sastrawan/dramawan, sutradara, aktor berdasarkan karya yang dipublikasikan.
5.Mengklasifikasikan karya teater dan sastra drama berdasarkan sejarah perkembangannya.
6.Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan karya teater daerah setempat dengan karya teater daerah lain di nusantara/mancanegara sesuai perkembangan sejarah masyarakat.
Materi Pokok
1.Jenis dan bentuk teater tradisi serta ciri khas masing-masing.
2.Fungsi dan peranan teater dalam kehidupan masyarakat.
Sekilas Info:
Pernakah kamu melihat sebuah pertunjukan teater? Khususnya teater tradisi yang ada di daerah asalmu, atau daerah-daerah lain di nusantara ini. Begitu banyak ragam teater tradisi yang bisa kita pelajari, karena bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, baik adat-istiadat, kepercayaan, maupun kebudayaannya. Di Jawa Barat ada pertunjukan longser dan uyeg, di Jawa Tengah ada ketoprak, di Jawa Timur ada ludruk, dan di Jakarta ada lenong.
Teater merupakan salah satu pertunjukan seni di mana dunianya meliputi dunia visi, spirit dan antusiasme. Norma yang berlaku dalam dunia teater adalah berusaha menampilkan yang terbaik dan tidak sekedar pertunjukan biasa yang kemudian dilupakan orang. Tidak seorang aktor pun yang ingin mempertunjukkan teater yang buruk. Mereka selalu ingin mempertunjukkan teater yang luar biasa, dikenang banyak orang, atau bahkan dapat mengguncang masyarakat luas. Oleh karena itu, teknik yang digunakan dalam pementasan seni teater harus menggairahkan, memotivasi, dan menginspirasi banyak orang untuk memberikan yang terbaik sehingga seperti seorang aktor panggung yang terkenal. Seni teater selalu menawarkan janji perubahan dan menyadari potensi diri kita sendiri. Seperti ungkapan Charles Handy, filsuf sosial: “Jika engkau ingin berhasil, pikirkan teater!”
Teater tradisi nusantara merupakan seni pertunjukan untuk daerah-daerah setempat di nusantara yang diwarnai kultur etnis yang khas. Keberadaannya mencerminkan kekayaan budaya dan keluhuran budi masyarakat daerah setempat yang telah mentradisi dalam kehidupan masyarakat secara turun-temurun.
A. Mengidentifikasi Makna dan Peranan Teater dalam konteks Sosial Budaya
Istilah teater berasal dari bahasa Yunani ‘theatron’ yang diturunkan dari kata ‘theaomai’ yang berarti takjub memandang atau melihat. Secara harafiah berarti gedung atau tempat pertunjukan.
Dalam perkembangan selanjutnya istilah teater memiliki arti sebagai berikut :
1.Gedung pertunjukan, tempat orang menonton atau sajian tontonan.
2.Tontonan yang disajikan di gedung pertunjukan, terutama yang memaparkan lakon.
3.Adegan, pemain, dan gagasan yang dipandang sebagai drama.
4.Medan atau wilayah suatu tindakan terjadi.
Kata teater sekarang lebih dimengerti sebagai drama atau segala sesuatu yang berkaitan dengan drama, penulisan dan akting lakon. Pada zaman sebelum Perang Dunia II dikenal istilah tonil (toneel) yang berasal dari bahasa Belanda. Kanjeng Gusti Pangeran Mangkunegara VII menggunakan istilah sandiwara dari kata ‘sandi’ dan ‘warah’. ‘Sandi’ berarti tersamar, terselubung, rahasia, sedangkan ‘warah’ berarti didik, bombing, ajar. Secara harafiah sandiwara berarti pendidikan yang diberikan secara terselubung.
Lalu perbedaan teater dan drama (sandiwara, film, sinetron,
dll.) adalah sebagai berikut :
1.Drama:
1. drama tidak memerlukan pengucapan vokal yang cukup kuat, karena diperkuat
atau diambil oleh microfone
2. emosi tidak perlu kuat, karena akan diperkuat oleh kamera yang mengambil
secara short shoot atau close up
3. make up cukup tipis, karena akan diperkuat oleh kamera
4. pengambilan adegan secara partial atau sebagian-sebagian yang
dipotong-potong menjadi sangat pendek-pendek sesuai dengan yang akan di
ceritakan, sehingga adegan yang salah bisa diulang-ulang hingga mencapai
seperti yang dikehendaki oleh sutradara
2.Teater:
1. pengucapan vokal harus sangat kuat, karena penampilan dilakukan di atas
panggung dan vokal harus terdengar hingga penonton di barisan yang paling
belakang.
2. emosi atau perasaan harus ekstreem, karena penampilan dilakukan di atas
panggung dan emosi atau perasaan harus terlihat hingga penonton di barisan
yang paling belakang.
3. make up harus ekstreem, karena penampilan dilakukan di atas panggung dan
make up harus terlihat hingga penonton di barisan yang paling belakang.
4. adegan dari awal hingga akhir penampilan atau show harus sempurna, karena
tidak ada jeda atau pengulangan bagi adegan yang salah, salah pada salah satu adegan atau dialog, maka rusaklah semua performa yang sedang ditampilkan.
1. Jenis Teater
Konsep dasar teater yang dimaksud merupakan persiapan yang berkenaan dengan teknik tatalaksana pertunjukan yang dipentaskan. Teater di sini lebih menyerupai sanggar, sehingga pertunjukan tari, atau sulap pun dapat dikategorikan sebagai seni teater. Pada perkembangannya, teater menjadi lebih kompleks. Seni teater adalah bentuk seni pertunjukan yang berhubungan dengan kisah kehidupan manusia, baik langsung atau tidak langsung berhadapan dengan penonton.
Seni teater di Indonesia dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Teater Tradisional
Teater tradisional muncul jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka dan berkembang diberbagai daerah. Teater Tradisional berasal dari kebudayaan Indonesia sendiri. Contohnya: wayang orang, ketoprak, ludruk, lenong. Lawak dan dagelan, wayang (kulit dan golek).
1) Wayang orang
Wayang orang yang merupakan teater tradisi terdapat di Jawa. Pementasannya mengambil lakon dalam kisah Mahabarata dan Ramayana. Wayang orang ini menggunakan sajian tari. Jauh sebelum wayang orang muncul, telah muncul wayang kulit yang dikenal dengan Wayang Kulit Purwa Jawa (WKPJ).
2) Wayang kulit dan golek
Wayang kulit dan golek adalah duplikasi dari wayang orang yang dimainkan oleh seorang dalang menggunakan wayang dari
bahan kulit atau kayu (wayang golek). Wayang kulit bentuknya pipih atau dua dimensi, badan wayang sejajar kelir/layer, kepala dan kaki menyamping, diukir, dan dihias. Wayang ini ditancapkan pada batang pisang di depan kelir. Wayang golek berbentuk tiga dimensi, terbuat dari kayu yang diukir dan dihias, dengan ditambahkan kain batik pada bagian bawah tubuh wayang. Kedua jenis wayang ini mempunyai tangan yang dapat bergerak-gerak.
Dalang memerankan seluruh karakter dan suara dari tokoh pewayangan yang biasanya digelar dalam bahasa Jawa (wayang kulit) atau Sunda (wayang golek). Waktu pertunjukannya semalam suntuk dengan diselingi goro-goro, yaitu lawakan dari tokoh punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong untuk wayang kulit atau Cepot dan Dawala untuk wayang golek).
3) Ketoprak dan ludruk
Ketoprak mirip dengan wayang orang. Bedanya adalah lakon yang dibawakan merupakan cerita rakyat dan kisah kepahlawanan. Unsur dagelan atau humor masih ada, namun gerakan/tariannya lebih sederhana dan waktu pertunjukannya lebih singkat.
Ketoprak merupakan salah satu jenis teater daerah Jawa, yang dahulu dikenal dengan ketoprak ongkek, ketoprak barangan, yang hampir setingkat dengan ‘ngamen’. Sarana angkutan gamelannya dari satu tempat ke tempat lain menggunakan pikulan. Oleh karena itu ketoprak ongkek sering dikenal dengan nama ketoprak pikulan atau ketoprak kelilingan. Tempat pentasnya kebanyakan di tempat-tempat luas di pinggir pasar, lapangan, atau tempat lain yang ramai.
Sekarang ini ketoprak sudah mengalami perkembangan dan perubahan besar. Ketoprak dipentaskan di gedung dengan musik yang lengkap, tidak hanya gamelan, melainkan dicampur dengan musik modern. Tat arias dan tata busananya juga sudah bagus yang ditambah tata lampu yang menakjubkan.
Ludruk berasal dari daerah Jawa Timur. Pertunjukan ini merupakan sejenis ketoprak yang semua pemainnya pria. Ludruk diawali dengan tarian yang ditarikan sambil bernyanyi dan disebut Tari Ngremo.
4) Lenong
Sandiwari berdialek Betawi. Bersifat improvisatif, bergaya lugu dan lucu, dengan nyanyian dan tarian yang diiringi musik gambang kromong.
5) Lawak dan dagelan
Lawak adalah drama yang lepas dari logika cerita, acting, dan adegan. Pemain lebih cenderung pada usaha membuat kelucuan. Dagelan adalah lawak versi Jawa.
6) Sanghyang
Sanghyang adalah salah satu jenis teater tradisi di Bali yang disuguhkan dalam bentuk tari yang bersifat religius dan secara khusus berfungsi sebagai tarian penolak bala atau wabah penyakit. Masih banyak teater di Bali, seperti teater tari Calon Arang, Kecak, Barong, dan Drama Gong yang hamper semuanya bersifat religius.
7) Randai
Randai merupakan salah satu jenis teater rakyat daerah Minangkabau. Randai dimainkan tanpa menggunakan naskah, melainkan dengan improvisasi, seperti pada umumnya jenis teater daerah lain. Dalam pertunjukannya, selain disampaikan melalui dialog, drama tersebut juga disampaikan melalui dendang atau gurindam. Dalam satu adegan dimungkinkan seorang pelaku mengajak atau meminta komentar penonton, memancing pelaku untuk berakting, atau berdialog. Pertunjukan randai dilakukan dalam bentuk arena, formasi penonton, dan permainan yang disuguhkan melingkar.
8) Mamanda
Mamanda merupakan salah satu teater tradisi Kalimantan Selatan. Pertunjukan ini disuguhkan dengan busana yang serba gemerlapan, tetapi dengan peralatan permainan sederhana yang bersifat sugestif.
9) Topeng Bonjet
Topeng bonjet adalah salah satu jenis teater tradisi; yakni sandiwara tradisional yang ada di Jawa Barat dan banyak terdapat di Kerawang. Seni ini tersusun dari beberapa elemen artistic yang memesona.
b. Teater Nontradisional (bukan bahan ulangan)
Teater nontradisional bukan berasal dari kebudayaan Indonesia, sifatnya lebih modern. Contohnya: pembacaan karya sastra, sandiwara atau drama, film dan sinetron, opera atau operet dan pesta niaga.
1) Pembacaan karya sastra
Puisi dan prosa memaparkan berbagai kisah kehidupan manusia. Ia merupakan karya sastra, tetapi menjadi seni teater pada saat dibacakan sebagai pertunjukan.
2) Sandiwara atau drama
Sandiwara merupakan pertunjukan berupa rangkaian tindakan pura-pura guna mengekspresikan kisah yang mungkin terjadi atau secara logika dapat terjadi dalam kehidupan manusia. Semakin logis jalan ceritanya, semakin tinggi tingkat dramatikanya, dan disebut drama murni. Sandiwara konvesional dapat dipentaskan di panggung, melalui radio atau televisi.
3) Film dan Sinetron
Film adalah seni drama yang disajikan dalam bentuk yang lebih kompleks dan sempurna. Sebenarnya, film adalah bagian dari kamera film, berupa klise panjang yang terbuat dari bahan seluloid untuk merekam peristiwa yang bergerak. Namun karena keberadaannya sangat menunjang kreatifitas pembuatan drama, film menjadi bentuk seni sendiri.
4) Opera / operet
Opera juga merupakan seni multimedia. Drama jenis ini seringkali lepas dari tatanan akting atau adegan yang biasa, melibatkan tarian, kostumnya relative mewah, dan hampir seluruh dialognya dinyanyikan dan diiringi musik. Operet adalah opera sederhana.
5) Pesan niaga
Pesan niaga adalah reklame yang disiarkan/ditayangkan melalui media elektronik seperti radio atau televisi. Dikategorikan sebagai seni teater karena penyelenggaraannya menggunakan konsep teater.
Sastra drama dan teater tradisi di mancanegara, khususnya seni drama Barat yang memiliki mutu tinggi, terkenal, dan dikagumi dari penulis-penulis kenamaan, antara lain sebagai berikut.
1>Agamemnon, karya penulis Aeschyllus dari Yunani. Pada awalnya, Agamemnon merupakan karya drama tragedi.
2> Electra, Antigone, dan Oedipus Tyrannus atau Raja Oedipus karya Sophoeles, penulis tragedi yang terbesar pada masa Yunani kuno.
3> Hamlet, Romeo and Juliet, dan Raja Lien karya Shakespeare di Inggris. Karya-karya tersebut merupakan karya yang diangkat dari tradisi kebangsaan dan mengetengahkan tema-tema percintaan yang diakhiri dengan tragedi pembunuhan.
2. Media Seni Teater/Drama
Media Dasar dalam seni teater meliputi yakni: tubuh, suara, kata, gerak/akting, dan ilustrasi musik Secara sederhana, peralatan untuk orang yang bermain peran dalam teater hampir sama dengan seni tari. Tapi dalam teater, properti panggung untuk seting adegannya lebih kompleks. Sedangkan untuk teater modern yang lebih rumit seperti film, peralatannya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Peralatan proses pembuatan
Kamera, film, kamera foto, lampu, alat editing, generator, peralatan laga/akting, peralatan suara, dan sebagainya.
2. Peralatan properti
Adalah subjekdasn objek visualisasi film yang meliputi hampir seluruh wujud makhluk atau benda yang ada di alam ini. Aktor pameran dengan segala kostum dan riasnya, benda-benda pembentuk seting, dan pemandangan sekitar merupakan contoh peralatan properti ini.
3. Fungsi Teater Daerah
Fungsi teater daerah dalam kehidupan masyarakat tidak lain dan tidak bukan untuk memberi tempat atau wadah bagi budaya masyarakat, yang akhirnya dapat memberi tuntunan masyarakat sesuai dengan budaya yang dimilikinya. Teater manusia mempunyai dua fungsi utama. Pertama, sebagai sarana hiburan yang juga sebagai wadah untuk berkomunikasi antarwarga. Kedua, sebagai fungsi ritual, bersifat transcendental, yaitu sebagai media hubungan antarmanusia.
4. Keunikan Karya Teater Daerah Setempat (Bali)
Keunikan teater daerah Bali terletak pada hal-hal berikut ini :
a. Tata Pakaian
Keunikan tata pakaian/busana teater daerah Bali terletak pada cara membungkus tubuh aktor pameran, yang membuat ia tidak lagi kelihatan sebagai bentuknya sendiri. Hiasan-hiasan kepala yang dikenakan begitu fantastis, jubah-jubah yang geometris yang memindahkan pusat dari figure manusia, membuat sang aktor pameran seperti hieroglyph yang menjiwa.
b. Tata Gerak dan Musik
Getaran-getaran tubuh, teriakan-teriakan, dekapan-dekapan kaki ke tanah secara ritmis merupakan pembebasan dari ketidaksadaran yang otomatis sungguh unik. Kualitas musical dari gerakan-gerakan fisik dan pencampurannya dengan nada-nada yang harmonis benar-benar unik dan mengagumkan.
c. Penyajian
Penyajian pada teater Bali memang unik. Segala kreasi datang dari atas pentas dan menemukan ekspresi serta asalnya dalam impuls psikis yang tersembunyi, yang menyapa sebelum kata-kata dengan gestur-gestur. Sang pemain dalam penyajiannya dapat mengangkat penonton ke alam metafisik.
B. Mendeskripsikan Sejarah dan Perkembangan Teater Nusantara
Mendeskripsikan sejarah dan perkembangan teater nusantara tidak lepas dari pengaruh para tokoh sastrawan atau dramawan, sutradara, dan aktor yang memiliki karya yang telah dipublikasikan. Para tokoh tersebut, antara lain sebagai berikut :
a. Rendra
Seorang dramawan, sastrawan, sutradara, dan juga sebagai aktor bernama asli Willybrodus Surendra Rendra. Beliau mendirikan bengkel teater di Jogjakarta. Teater Rendra berhasil mementaskan sejumlah lakon terjemahan dan adaptasi, antara lain: Paraguay Tercinta (Fritz Hichwalder), Oidipus Sang Raja (Sophocles), Kereta Kencana (Eugena Ionesco), Suara-suara Mati (Van Loggen), Lawan Catur (Kenneth Sawyer Goodman), Hello Out There (William Saroyan), dan Perang Pahlawan (George Bernard Shaw).
b. Teguh Karya
Teguh Karya adalah seorang sutradara terkenal bernama asli Steven Liem (Liem Tjoen Hoak). Beliau mendirikan Teater Popular pada tahun 1968. Generasi pertama teater ini antara lain Slamet Raharjo Djarot, N. Riantiarno, Franky Rorimpandey, Boyke Koring, Purnama, Hengky Soelaiman, Tuti Indra Malaon, Iskay Iskandar, Rosaline Oscar, Sylvia Nainggolan, Rahayu Effendi, dan Mieke Widjaya. Karya-karya yang telah dipentaskan antara lain berjudul : Hammer Herre Akting yang diangkat dari Ghost/Gengengere karya Henrik Iksen, Antara Dua Perempuan dari Alico Gusterberg, Melintas di tengah Matahari dari Lorraine Hansberry, Perkawinan dari Miholay Grogol, dan Pemburu Perkasa dari Woef Mankiswitz.
c. N. Riantiarno
N. Riantiarno adalah seorang penulis naskah sekaligus aktor yang mendirikan Teater Koma pada tanggal 1 Maret 1977. Panggilan akrabnya adalah Nano. Para penggagas dan pendiri Teater Koma berasal dari lingkungan Teater Popular, Teater Ketjil, dan Teater Mandiri. Pementasan perdananya berjudul Rumah Kertas karya Nano sendiri. Pementasan Teater Koma yang lainnya yaitu Bom Waktu, Opera Ikan Asin, Opera Julini, Opera Kecoa, Opera Salah Kaprah, Wanita-Wanita Parlemen, dan lain-lain.
d. Arifin C. Noer
Seorang sutradara dan penulis drama ini merupakan pendiri Teater Ketjil pada tahun 1968. Pementasan lakonnya antara lain: Mega-Mega, Kapai-Kapai, Sumur Tanpa Dasar, Perang Troya Tidak Akan Meletus, Lalat-Lalat, Caligula, Macbett, dan lain-lain.
d. Putu Wijaya
Beliau mendirikan Teater Mandiri dan langsung mementaskan lakon berjudul Aduh. Berbeda dengan teater-teater lain, teater ini sejak awal didirikannya sampai sekarang, konsisten dan konsekuen hanya mementaskan lakon-lakon yang ditulis dan disutradarai oleh Putu Wijaya sendiri.
C. Menggolongkan Sejarah Perkembangan Teater dan Sastra Drama
1. Perkembangan Karya Sastra Teater dan Drama
Karya sastra teater dan drama dalam sejarah perkembangannya digolongkan menjadi lima kurun sebagai berikut:
1. Kurun Purba
Teater dalam kurun purba ini adalah teater primitif dan tidak memiliki sastra. Musik dan tari memegang peranan utama, tidak mengenal ruang, dan pemain serta penontonnya boleh berbaur atau bersifat partisipasi.
2. Kurun Klasik
Yang dimaksudkan dengan kurun klasik ini adalah teater-teater Yunani sebelum Masehi. Orang Yunani menyempurnakan teater primitive yang berorientasi pada sastra. Dimulai dari teater Yunani inilah kita mengenal teater modern lengkap dengan pengarang, sutradara, dan aktor. Penonton sudah mulai berjarak dengan pemain.
3. Kurun Pertengahan
Pertunjukan teater yang pertama pada abad pertengahan berjudul Quem Quaeritis.
4. Kurun Renaissance
Mutu kebudayaan dimulai dari kurun Renaissance dan citra kebudayaan Indonesia berangkat dari gaung zaman ini di Eropa. Pada kurun ini, semua lading kesenian bangkit dan mencapai puncaknya.
5. Kurun Modern
Pada kurun modern, gejala kebudayaan yang tampak adalah sekitar gagasan merombak pola teater yang telah ada sejak zaman Yunani klasik sampai Renaissance, Gagasan merombak ini turut membawa serta lahirnya sejumlah aliran dalam teater.
Di Indonesia teater dan drama pada awalnya merupakan upacara agama. Sifatnya lebih puitis daripada di Barat. Dalam penggambarannya secara visual dan ekspresif ditambahkan elemen tari dan musik sebagai tambahan sekunder. Di Barat sebaliknya, upacara keagamaan lebih bersifat penceritaan.
2. Ciri-Ciri Teater Daerah Setempat
Teater Daerah memiliki ciri-ciri tertentu, sebagai teater tradisional nusantara yang memiliki berbagai bentuk. Teater daerah yang satu dengan yang lain memiliki ciri khas tersendiri. Secara umum teater daerah memiliki ciri yang sama, yaitu sebagai berikut :
a. Anonim
Anonim artinya tidak dapat diketahui atau dikenal lagi siapa pencipta atau penyusun pola seninya.
b. Arena terbuka
Arena terbuka artinya pementasan dilakukan di tempat terbuka, misalnya di halaman pasar dan alun-alun. Penonton menikmati pertunjukan dengan membuat lingkaran.
c. Improvisasi
Improvisasi artinya pemainnya banyak mengandalkan kecakapan alamiah, baik dialog maupun akting, tidak dipola oleh naskah atau sutradara.
3. Ciri-Ciri Teater di Nusantara dan Mancanegara
Teater daerah yang satu dengan teater daerah yang lain yang berada di nusantara memiliki kesamaan, di samping perbedaan-perbedaan. Apalagi dengan teater daerah di mancanegara. Teater daerah yang merupakan teater tradisional di mancanegara, batas penonton dan yang ditonton sangat tegas. Akan tetapi, teater daerah di nusantara belum begitu tegas, walaupun dalam perkembangannya teater tradisional di nusantara ada batas antara yang ditonton dengan penonton. Selain itu juga telah ada panggung sebagai tempat pergelaran.
Rangkuman
• Teater memiliki peranan sebagai tempat terjadinya hubungan yang erat antara seniman dengan masyarakat (penggemarnya), selain itu juga sebagai wadah cermin budaya setempat.
• Istilah teater tradisi nusantara merupakan seni pertunjukan daerah-daerah setempat di nusantara yang diwarnai kultur etnis yang khas. Istilah teater itu sendiri saat ini dimaknai sebagai drama atau segala sesuatu yang berkaitan dengan drama, penulisan dan akting lakon.
• Bangsa kita memiliki berbagai macam teater tradisi yang tersebar di wilayah nusantara, seperti teater Sanghyang yang berasal dari Bali, Randai dari Minangkabau (Sumatera Barat), Ketoprak dari Jawa, Ubrug dari Jawa Barat, dan Lenong serta Topeng Betawi dari Jakarta. Teater daerah Bali memiliki ciri-ciri yang unik, antara lain tata pakaian yang meriah (fantastis), gerakan tubuh dan teriakan-teriakan dengan ritmis yang sungguh unik, serta cara penyajian yang dapat membawa penonton ke alam metafisik (alam bawah sadar).
• Dalam sejarah teater modern Indonesia, tercatat beberapa seniman besar yang telah menghasilkan karya yang besar pula, seperti W.S. Rendra, Teguh Karya, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, dan N. Riantiarno.
• Pengertian modern dalam teater modern Indonesia tidak sama dengan pengertian modern pada teater Barat. Di Barat, modern dimaksudkan sebagai kurun waktu setelah Renaisance, sedangkan di Indonesia dimaksudkan sebagai bentuk teater yang telah menggunakan naskah. Adapun teater kontemporer di Indonesia dipengaruhi oleh teater kontemporer Barat yang membaur dengan teater tradisional Indonesia.
• Di Indonesia pada awalnya teater berfungsi untuk ritual agama, tetapi kemudian teater tradisi daerah berkembang, contohnya kemunculan wayang golek dan wayang orang di mana muncul seorang narrator, dan terdapat pemisahan antara penonton dengan pertunjukan yang ditonton. Selain itu juga pertunjukan teater berubah menjadi tontonan yang lebih ‘merakyat’ yang dulunya terbatas di kalangan istana.
• Teater tradisi daerah dapat dikenali dari ciri-cirinya, yaitu tidak dikenali lagi siapa pencipta atau penyusunnya; pementasannya dilakukan di tempat terbuka; dan mengandalkan pada improvisasi pemain (tanpa scenario naskah atau arahan sutradara).
• Keunikan karya sastra dramatic nusantara dan negara lain terletak pada modus bahasa dan sajian.
Latihan 1:
1. Sebutkan pengertian teater!
2. Apa perbedaan teater dan drama!
3. Sebutkan tiga jenis teater tradisi yang terdapat di nusantara!
4. Sebutkan ciri-ciri teater daerah!
5. Apa perbedaan pokok wayang kulit dengan wayang orang?Jelaskan!
Cermin:
Satu hal yang paling tidak bisa saya mengerti dari alam semesta ini adalah semua yang ada di dalamnya ternyata ‘bisa dimengerti’. (Albert Einstein).
Latihan Soal :
1.Sebutkan pengertian teater!
2.Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri teater daerah!
3.Di Indonesia drama dan teater pada awalnya merupakan upacara agama. Apa perbedaannya dengan drama dan teater Barat pada awal mula ? Jelaskan!
4.Apa perbedaan pokok wayang kulit dengan wayang orang?Jelaskan!
5.Apakah yang dimaksud dengan permainan gelombang dalam pertunjukan randai? Jelaskan!
6.Apa yang kamu ketahui tentang teater tradisi jenis wayang kulit purwa Jawa? Jelaskan!
7.Sebutkan hal-hal yang dapat dilihat untuk menunjukkan keunikan teater tradisi!
8.Apakah teater daerah sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat?
9.Jelaskan perbedaan teater tradisional dan teater modern!
10.Pendidikan apa yang dapat diambil dari teater tradisi?
MODUL TEATER
Diposting oleh
Elias Anwar
Selasa, 27 Oktober 2009
2 komentar:
akuh sbnar a udh gg trllu aakrab agi am yg tradisional....
tp, skali skli gg pp dch ,,
d pelajari
Its like you read my mind! You seem to know so much about this, like you wrote the book in it or something.
I think that you can do with a few pics to drive the message home a little bit, but
other than that, this is fantastic blog. A fantastic read.
I'll certainly be back.
Also see my website: insomnia cures
Posting Komentar