Sejarah Adven: Makna kata, Perkembangan dan Maksud Teologinya
Kata Adven berasal dari bahasa Latin adventus yang berarti kedatangan.
Tradisi Adven muncul di Spanyol sekitar abad IV sebagai persiapan pesta Epifani (Penampakan Tuhan), pertengahan abad VI, di Roma, sebagai persiapan Natal yang diwarnai suasana gembira dan penuh harapan.
Konsili Vatikan II mempertahankan makna Adven sebagai penantian kelahiran Yesus sebagai Mesias dan kedatangan-Nya yang kedua (parousia).
Lilin dan lingkaran Adven (korona)
Lilin Adven adalah empat batang lilin yang diletakkan di lingkaran Adven (korona Adven), yang terdiri dari tiga lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah muda. Lilin Adven mempunyai makna tidak berawal dan berakhir, yang menggambarkan Allah yang abadi, tanpa awal dan akhir.
Warna liturgi Adven
Warna liturgi yang ditampilkan adalah ungu. Melambangkan penantian dalam suasana waspada sekaligus gembira dan berharap dalam merayakan Natal.
Pelaksanaan atau perayaan
Adven dilaksanakan dalam suasana harapan dan kegembiraan, dengan aneka kegiatan yang bersifat jasmani maupun rohani.Bentuk persiapan diri dan hidup agar pantas.
Melalui masa adven sebagai pembuka tahun liturgi dalam Gereja Katolik
Proses untuk menjalani selama 4 minggu (sekali seminggu mendalami tema berikut ini):
- mendalami arti/makna adven
- menyegarkan dan merefleksi peran keluarga dalam hidup menggereja
- menyegarkan dan merefleksi peran keluarga dalam hidup memasyarakat
- meneladan pribadi maria - Berdevosi kepada Maria secara benar
Selamat mempersiapkan diri menyongsong Masa Adven atau Masa Penantian yaitu Menanti Datangnya Sang Juru Selamat. Siapa takut?
SOSIALISASI MASA ADVENT 2009
Tugas Teater Kelas X
Jawablah soal-soal berikut ini :
1.Jelaskan sejarah perkembangan teater tradisi di tanah air sehingga memiliki
peranan sebagai tempat terjadinya hubungan yang erat antara seniman dan
masyarakat luas!
2.Sebutkan dan jelaskan lima (5) jenis teater tradisi daerah!
3.Jelaskan keunikan teater tradisi dari daerah Bali!
4.Jelaskan bahwa teater daerah sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat!
5.Jelaskan secara umum teater daerah yang memiliki ciri yang sama!
6.Jelaskan latar, setting, perwatakan, dan alur cerita dari pementasan teater!
7.Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang tokoh ”Semar” dalam wayang kulit Purwa Jawa!
8.Jelaskan hubungan antara nilai budaya dan nilai sosial dalam pengungkapan pesan
moral dari pertunjukan teater!
9.Apa itu nilai paedagogis dan humanisme dalam pementasan teater? Jelaskan hubungan
keduanya!
10.Sebutkan pesan moral dari kisah Ramayana dan Perang Baratayuda pada wayang kulit
purwa Jawa!
11.Manakah jenis-jenis teater tradisi yang kaya akan nilai-nilai humanisme? Jelaskan!
12.Apa yang kamu ketahui tentang tokoh ”Bima” dalam wayang kulit purwa Jawa?
Jelaskan!
13.Faktor manakah yang paling menentukan berhasil tidaknya suatu pementasan karya
teater? Mengapa?
14.Manakah langkah-langkah dalam pembuatan gagasan dalam pembuatan karya teater?
Sebutkan dan jelaskan!
15.Apakah yang kamu ketahui tentang :
a. Belutuk
b. Langendriyan
c. Ketoprak ongkek
d. Jipeng dan Betok
e. Cepung
f. Mamanda
g. Dulmuluk
h. Uyeg
Selamat Bekerja, Tuhan memberkati !
Pidato Anak Usia 12 Tahun Bikin Forum PBB Terdiam
Para guru serta siswa-siswi Ytk., saya sharingkan “Pidato Anak Usia 12 Tahun Bikin Forum PBB Terdiam” yang saya copy dari Mgr. Pujasumarta, Pr. Seperti kata Mgr. Pujasumarta pidato seorang anak berusia 12 tahun ini seperti Yesus ketika berusia 12 tahun berada di kenisah di Yerusalem, yang kata-kata-Nya mencengangkan para tua-tua dan ahli Taurat. Kisah itu juga seperti kisah seorang anak yang memberikan lima roti dan dua ikan kepada Yesus. Dan terjadilah mukjizat berlimpahnya makanan yang memuaskan semua orang. Hidup anak kecil!
Pidato Anak Usia 12 Tahun Bikin Forum PBB Terdiam
Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yang bernama Severn Suzuki seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children's Organization (ECO). ECO sendiri adalah Sebuah kelompok kecil anak-anak yang mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak-anak lain mengenai masalah-masalah lingkungan.
Dan mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB, dimana pada saat itu Seveern yg berusia 12 Tahun memberikan sebuah pidato kuat yg memberikan pengaruh besar (dan membungkam) beberapa pemimpin dunia terkemuka.
Apa yang disampaikan oleh seorang anak kecil berusia 12 tahun hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang-orang terkemuka yang berdiri dan memberikan tepuk tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun.
Inilah Isi pidato tersebut: (sumber The Collage Foundation)
Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O – Enviromental Children Organization
Kami adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun. Yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang ke sini sejauh 6000 mil. Untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda. Hari ini. Disini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.
Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang.
Saya berada disini mewakili anak-anak yang kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.
Saya berada di sini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya di seluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak didengar.
Saya merasa takut untuk berada di bawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yang dibawa oleh udara.
Saya sering memancing di di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.
Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.
Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?
Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahan nya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahan nya tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!
Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita. Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya. Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.
Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!
Di sini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi - dan anda semua adalah anak dari seseorang.
Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.
Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.
Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.
Di Negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan, kami membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang. Walaupun begitu tetap saja negara-negara di utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan. Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.
Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.
Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: "Aku berharap aku kaya , dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal , dan cinta dan kasih sayang " .
Jika seorang anak yang berada di jalanan yang tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?
Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya , bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar. bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang Timur Tengah atau pengemis di India .
Saya hanyalah seorang anak kecil namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemisikinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.
Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain. Mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan. Tidak menyakiti makhluk hidup lain, Berbagi dan tidak tamak..
Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?
Jangan lupakan mengapa anda menghadiri Konferensi ini. Mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua . Anda sekalianlah yang memutuskan dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan , "Semuanya akan baik-baik saja ". 'Kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan' dan 'ini bukanlah akhir dari segalanya'
Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatan mu bukan oleh kata-katamu “.
Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami.
Saya menantang anda , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.
Sekian dan terima kasih atas perhatian nya.
Servern Cullis-Suzuki telah membungkam 1 ruang sidang Konferensi PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya. Ssetelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir di ruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun.
Dan setelah itu ketua PBB mengatakan dalam pidatonya,
"Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan isi nya di sekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembar pun naskah untuk berpidato, sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh assisten saya kemarin. Saya ... tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun "
Cerita ini benar-benar terjadi dan pidato Severn Cullis-Suzuki itu benar-benar pidato yang dikatakan nya dalam pidato tersebut tanpa dilebih-lebihkan.
Apa yang anda dapat dari cerita tersebut? Renungkanlah... Apa yang bisa saya dan anda (kita) lakukan mulai dari hari ini ? Mulai dari hal-hal yang sederhana, jangan membuang sampah sembarangan, hemat penggunaan listrik (matikan lampu / AC / kipas angin / TV setelah digunakan). Hemat air, pakailah bahan-bahan yang bisa didaur ulang. Hindari, kurangi penggunaan bahan-bahan yang sifatnya dispossible atau sekali pakai (stereoform, kantong plastik, tissue, botol-botol plastik, dll). Menjaga lingkungan sekeliling kita, menanam sebanyak-banyaknya pohon di sekeliling kita. Jangan pikirkan orang lain, mulailah dari dalam diri kita sendiri.
Hidup anak kecil! Salam, doa 'n Berkah Dalem,
MODUL TEATER 2
Modul Seni Teater
SMA Regina Pacis Surakarta
MODUL 2
KERAGAMAN TEATER TRADISI NUSANTARA
Standar Kompetensi
• Mengapresiasi karya seni teater
Kompetensi Dasar
•Mendeskripsikan unsur-unsur estetis teater dan sastra daerah setempat dari hasil
pengamatan pertunjukan.
•Mendeskripsikan pesan moral dari pertunjukan karya teater tradisi nusantara.
Indikator
•Mengidentifikasi keunikan karya sastra yang digunakan.
•Mengidentifikasi susunan latar dan seting yang digunakan.
•Mendeskripsikan perwatakan, penokohan, dan alur cerita.
•Mengidentifikasi pesan moral dalam pementasan teater tradisi.
•Mendeskripsikan tanggapan atas nilai-nilai atau pesan moral yang terkandung dalam
pementasan teater tradisi.
•Mengidentifikasi pesan moral dari pertunjukan teater.
Sekilas Info :
Teater tradisi nusantara yang memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri dan beraneka ragam. Keragaman itu tidak menjadi permasalahan bangsa, melainkan merupakan kekayaan budaya di nusantara ini, yang sekaligus dapat dijadikan alat pemersatu bangsa. Teater dan sastra daerah setempat selain memiliki keunikan dan kekhasan, juga memiliki unsur-unsur estetis yang menarik dan mengesankan. Oleh karena itu, sebagai warga bangsa hendaknya tidak hanya simpati terhadap teater-teater daerah, melainkan juga memiliki rasa empati. Mengapa demikian? Salah satunya adalah karena sikap tersebut akan mampu melahirkan kreativitas atau inovasi untuk memperkaya khazanah yang telah dimiliki. Sikap itu juga turut mendewasakan suatu hasil karya dan memberi nilai tinggi terhadap karya seni tersebut.
A. Mengungkapkan Unsur-Unsur Estetis Teater Daerah
Karya teater merupakan karya sastra yang di dalamnya mengandung nilai-nilai estetis. Estetik teater daerah setempat merupakan keindahan yang bermanfaat, yakni keindahan moral, keindahan susila, keindahan akal, dan keindahan alami. Agar dapat menemukan unsur-unsur estetis teater daerah, perlu mengadakan pengamatan terhadap pertunjukan-pertunjukan teater daerah setempat. Dengan mengadakan pengamatan, selain dapat menemukan unsur-unsur estetis, juga dapat menemukan keunikannya yang merupakan karya sastra daerah.
1. Keunikan Karya Sastra Daerah
Teater daerah yang merupakan karya sastra memiliki keunikan tersendiri. Keunikan teater daerah setempat dapat dilihat dari :
a.bentuk penyajiannya
b.cara penyajiannya
c.gerak fisiknya
d.latar dan settingnya
e.irama musiknya
Keunikan teater daerah itu tergantung dari jenis teater daerah itu sendiri. Untuk dapat menunjukkan keunikan suatu teater dengan baik, para penonton perlu menyimak dengan penuh kosentrasi atau memperhatikan secara seksama.
2. Latar dan Setting Teater Daerah
Latar merupakan penggambaran suatu pertunjukan teater atau pementasan drama. Latar ini mencakup dekorasi dan tata lampu (lighting), tata rias dan musik atau iringan. Latar ini dapat memberikan penjelasan pada penonton tentang suasana yang ada dalam suatu adegan yang sedang berlangsung.
Setting merupakan tempat pertunjukan teater berlangsung, dalam hal ini “panggung” atau “pentas”. Setting atau tempat juga merupakan salah satu unsur pokok dalam teater atau drama. Tanpa ada tempat, suatu teater tidak mungkin terjadi. Tempat atau setting itu bisa hanya berupa ruang yang terbuka dan sederhana. Jadi, tempat bagi para pemain yang mempertunjukkan permainannya disebut “panggung” atau “pentas”, sedangkan tempat bagi penonton yang menyaksikan pertunjukan itu disebut auditorium.
3. Perwatakan atau Penokohan (Karakterisasi) dan Alur Cerita (Plot)
Perwatakan atau penokohan adalah pelukisan atau penggambaran watak pada tiap-tiap tokoh. Dalam seni teater atau drama bertumpu pada penghayatan sosok tokoh yang diciptakan, baik secara langsung oleh pengarang atau penulis lakon, maupun tak langsung melalui percakapan antar tokoh. Karakterisasi sangat erat hubungannya dengan alur cerita (plot). Keduanya saling mendukung dan saling membutuhkan, di mana karakter akan menjadi jelas dalam plot dan plot akan lebih menarik apabila di dalamnya terdapat karakter-karakter yang menarik.
Alur cerita (plot) adalah jalinan cerita, mulai dari permulaan timbulnya konflik hingga akhir cerita. Sturktur alur pada seni teater atau drama sama dengan struktur alur pada novel atau cerpen, yaitu sebagai berikut:
a.Eksposisi atau perkenalan, yaitu bagian yang menentukan dan mempersiapkan insiden
permulaan.
b.Komplikasi (rising action), yaitu penonjolan laku atau penggawatan konflik-konflik
semakin menonjol dan semakin kompleks.
c.Klimaks, yaitu laku yang menanjak ke titik balik puncak konflik.
d.Penurunan/peleraian, yaitu bagian lakon yang merupakan tingkat penurunan dalam gerakannya menjelang akhir. Jalan keluar dari konflik-konflik mulai tampak jelas.
e.Penyelesaian/keputusan (catastrophe), yaitu bagian akhir lakon yang berfungsi mengembalikan lakon pada kemiripan keseimbangan awal. Bagian ini mengakhiri segenap kejadian lakon, memberikan jawaban yang diperlukan publik/penonton.
B. Mengungkapkan Pesan Moral dari Teater Nusantara
Karya teater tradisi yang banyak ragamnya, yang terdapat di nusantara mengandung pesan moral yang begitu tinggi, terhadap masyarakat pada umumnya dan pada penonton pada khususnya. Pesan moral ini diungkapkan melalui amanat-amanat dalam suatu cerita yang dipertunjukan. Misalnya, pada kisah “Baratayuda” dalam wayang kulit purwa Jawa. Dalam kisah itu mengandung pesan moral agar selalu menanamkan kebenaran dan kejujuran sekaligus selalu membela kebenaran dan kejujuran. Karena dengan kebenaran dan kejujuran akan mengalahkan kebatilan, yakni dapat menumpas “Kurawa”, yang merupakan lambang kebatilan, lambang kejahatan, walaupun itu saudara sendiri. Demikian juga pada kisah Ramayana, begitu banyak pahlawan kera yang membantu Rama Wijaya untuk berperang melawan raja Alengka, yaitu Rahwana untuk merebut isteri tercinta Rama Wijaya dari genggaman Rahwana, sekaligus menumpas kejahatan.Rama Wijaya, raja Ayodya, merupakan lambang kesucian dan kebenaran, sedangkan Rahwana, raja Alengka, sebagai lambang kejahatan. Kisah tersebut mengungkapkan pesan moral agar setiap manusia selalu mengedepankan kebenaran, kesucian dan kejujuran. Pada dasarnya setiap karya teater tradisi nusantara memiliki pesan moral sendiri-sendiri terhadap masyarakat pada umumnya dan penonton pada khususnya. Untuk dapat mengungkapkan pesan moral dari karya teater dengan tepat, hendaknya penonton secara cermat dan penuh apresiatif menyaksikan pertunjukan teater tersebut. Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai berikut :
1. Nilai Moral
Nilai moral di sini adalah nilai yang berhubungan dengan budi pekerti, etika, dan susila. Setiap karya seni pasti mengandung nilai moral. Nilai moral yang ada dalam karya seni, khususnya karya teater dapat mengubah sikap dan perilaku penontonnya. Kalau nilai moralnya tinggi dapat membentuk perilaku penonton yang baik dan positif, tetapi kalau nilai moralnya rendah dapat membentuk penonton memiliki perilaku yang kurang baik. Karya teater tradisi memiliki nilai moral yang sangat tinggi.
2. Nilai Budaya
Setiap karya teater yang dipertunjukkan menampilkan budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat di dalam cerita yang dipentaskan. Penonton dapat melihat budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat dalam suatu cerita yang dipentaskan, memiliki budaya yang tinggi atau rendah, jika menonton pementasan ini secara lengkap dari awal hingga selesai. Memang nilai budaya itu terkandung di seluruh rangkaian cerita. Tanpa menyaksikan secara lengkap, tidak mungkin bisa mengungkapkan nilai budaya yang ada.
3. Nilai Sosial
Nilai sosial atau kemasyarakatan suatu karya teater sangat erat hubungannya dengan budaya yang ada dalam kehidupan cerita yang dipentaskan. Misalnya suatu karya teater mengandung budaya gotong-royong, hal itu berarti memiliki nilai kemasyarakatan yang tinggi, yakni masyarakatnya memiliki sifat suka menolong, suka bekerja sama dan tidak egois. Jika karya teater itu mengadung budaya pergaulan bebas, berarti masyarakatnya juga tidak menghormati norma-norma yang ada. Nilai budaya sekaligus mempengaruhi nilai sosial. Nilai budayanya tinggi maka nilai sosialnya juga tinggi, jika nilai budayanya rendah, nilai sosialnya juga rendah. Oleh karena itu perlu kepekaan yang tinggi, jika ingin dapat mengungkapkan nilai-nilai sosial budaya dengan benar.
4. Nilai Pendidikan/Paedagogis
Seni teater atau drama merupakan salah satu karya sastra yang di dalamnya memiliki nilai pendidikan baik secara umum yaitu pendidikan kewarganegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan; maupun secara khusus, yaitu pendidikan moral budi pekerti dan susila, dan pendidikan estetis. Hasil dari pendidikan adalah perubahan sikap. Oleh karena itu, pertunjukan teater atau drama dapat menghasilkan perubahan terhadap penonton, di mana diharapkan memiliki moralitas yang tinggi dan budi pekerti yang luhur.
5. Nilai Kemanusiaan/ Humanisme
Manusia atau kemanusiaan menjadi problematik sentral dalam karya seni teater atau drama, maka seni teater atau drama adalah seni kolektif yang sarat akan muatan nilai-nilai humanisme. Pada dasarnya sebuah seni teater atau drama yang termasuk dalam karya fiksi bertumpu pada penghayatan terhadap sosok-sosok tokoh yang diciptakan, baik secara langsung oleh pengarangnya maupun tidak langsung melalui percakapan antartokoh. Lakon-lakon yang terdapat dalam serial Ramayana dan Mahabarata, secara tematis filosofis sarat akan muatan nilai-nilai kemanusiaan. Tokoh-tokoh seperti Arjuna, Kresna, Semar, Werkudara, Gatotkaca, Hanoman, dan Puntadewa, merupakan tokoh idola masyarakat Jawa, bukan hanya karena kesaktiannya, tetapi juga nilai kemanusiaannya (humanisme).
6. Nilai Keindahan/ Estetis
Karya teater merupakan salah satu karya sastra yang di dalamnya mengandung nilai-nilai estetis. Keindahan di sini memiliki cakupan yang luas dan bermanfaat, yaitu keindahan moral, keindahan susila, keindahan akal dan keindahan alami. Bagi orang yang menyaksikan karya teater, khususnya karya teater tradisi, akan dapat menikmati keindahan yang ada di dalamnya, dan akhirnya mendapatkan kepuasan batin. Seni teater merupakan tempat bertemunya berbagai cabang seni, yaitu seni musik, seni tari, seni suara, seni panggung, seni lukis, dan seni peran. Perpaduan seni tersebut membawa suatu keindahan yang benar-benar menarik dan menjadikan kepuasan batin.
Demikianlah karya teater merupakan karya seni. Karya seni itu selalu bersangkutan dengan moral. Dasar dari keindahan dan moral adalah ketertiban. Jadi kesenian adalah keindahan yang berdasar pada ketertiban, sedangkan moral berdasar pada ketertiban batin. Dalam hal ini moral sungguh menanamkan budi pekerti yang baik atau selalu menanamkan kesesuaian dan pesan moral itu pula dapat kita temukan dalam suatu pertunjukan teater.
RANGKUMAN
1. Teater dan sastra daerah memiliki keunikan dan keindahan sendiri. Keunikannya antara lain dalam bentuk dan cara penyajiannya, gerak fisiknya, latar settingnya, serta irama musik pengiringnya. Adapun keindahan yang dapat ditemui antara lain keindahan moral, susila, serta keindahan alaminya. Teater tradisi juga dikenali dari latar dan settingnya yang masih tergolong sederhana, di mana pertunjukan diselenggarakan di pentas terbuka.
2. Dalam pertunjukan teater terdapat dua konsep penting, yaitu perwatakan atau penokohan (karakterisasi) dan alaur cerita (plot). Perwatakan atau penokohan adalah pelukisan atau penggambaran watak pada tiap-tiap tokoh, sedangkan alur cerita (plot) merupakan jalinan cerita Pada umumnya, dalam setiap struktur seni teater terdapat lima point penting, yaitu eksposisi (perkenalan), komplikasi (penonjolan konflik), klimaks, penurunan/peleraian, dan penyelesaian (keputusan) yang merupakan bagian akhir dari lakon.
3. Teater tradisi nusantara kaya akan pesan moral dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Misalnya dalam kisah Baratayuda pada wayang kulit purwa Jawa, di mana pesan moral yang dicoba disampaikan adalah menanamkan kebenaran dan kejujuran yang akan mengalahkan kebatilan. Adapun kekayaan nilai yang terkandung dalam teater tradisi nusantara antara lain nilai moral, budaya, sosial kemasyarakatan, pendidikan/pedagogis, kemanusiaan/humanisme, dan nilai keindahan/estetis.
Latihan Soal :
1.Apa yang kamu ketahui tentang teater tradisi jenis wayang kulit purwa Jawa ? Jelaskan !
2.Sebutkan hal-hal yang dapat dilihat untuk menunjukkan teater tradisi!
3.Apa yang kamu ketahui tentang tokoh “Bima” dalam wayang kulit purwa Jawa? Jelaskan
4.Pesan moral apa yang terdapat dalam kisah Ramayana?
5.Pendidikan apa yang dapat diambil dari teater tradisi?
Pergunakanlah kepandaianmu melucu untuk menggembirakan orang lain, bukan untuk melecehkan. Anonim
Surat Gembala
SURAT GEMBALA MGR. SUHARYO
DALAM RANGKA KEPINDAHAN KE
KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA
24-25 OKTOBER 2009
Para Ibu/Bapak,
Para Suster/Bruder/Rama
Kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus,
1. Sekitar duabelas tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 22 Agustus 1997, saya menulis surat bagi Umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang, dalam rangka menyiapkan diri, menyongsong Tahun Yubileum Agung tahun 2000. Dalam rangka Tahun Yubileum itu, almarhum Paus Yohanes Paulus II mengajak kita untuk bergembira dan bersyukur, merasakan kebahagiaan hidup sebagai orang beriman yang dianugerahi keselamatan. Dengan merayakan Tahun Yubileum Agung itu kita juga mengungkapkan harapan kita akan datangnya tata kehidupan baru yang semakin bersaudara, adil, damai dan sejahtera, “langit baru bumi baru”. Harapan inilah yang selama ini bersama-sama kita perjuangkan perwujudannya dalam berbagai kesempatan dan dengan berbagai cara.
2. Dalam rangka itu pulalah Arah Dasar Umat Allah Keuskupan Agung Semarang dirumuskan, berbagai pedoman diberlakukan serta berbagai wacana – misalnya Gereja sebagai peristiwa, Gereja yang signifikan secara internal relevan secara eksternal, penegasan bersama, pelayanan yang murah hati dan berbagai wacana lain – dilontarkan. Semuanya diharapkan mengalirkan dinamika kehidupan umat beriman yang mengarah ke terbangunnya komunitas alternatif atau komunitas kontras : yaitu komunitas umat beriman yang hidup berdasarkan nilai-nilai Kerajaan Allah, bukan sekedar mengikuti arus jaman yang tidak selalu membawa kita semakin dekat dengan Allah, sesama dan alam semesta.
Saudari-saudaraku yang terkasih,
3. Agar harapan itu pelan-pelan dapat menjadi kenyataan, kita diundang untuk selalu membarui diri sebagai murid-murid Yesus. Kisah pengemis buta Bartimeus yang diwartakan pada hari ini dapat membantu kita dalam usaha mengembangkan hidup kita sebagai murid-murid Kristus.
Perjumpaan Bartimeus dengan Yesus membuat dirinya yang tadinya buta (Mrk 10:46), menjadi melihat (ay 52). Ia yang tadinya hanya “duduk” (ay 46), lalu “berdiri” (ay 50) pergi mendapatkan Yesus.
Ia yang semula hanya “di pinggir jalan” (ay 46), lalu “mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya” (ay 52). Ia menanggalkan jubahnya (ay 49), artinya “menanggalkan manusia lama … dan mengenakan manusia baru” (Ef 4:22; bdk Kol 3:9).
Sikap dan kata-kata Yesus juga mengubah sikap para murid. Semula mereka menegor pengemis buta itu (Mrk 10:48). Sikapnya tidak bersahabat, kata-katanya tajam. Setelah Yesus menyuruh mereka untuk memanggil si pengemis itu, sikap mereka berubah menjadi bersahabat dan kata-kata mereka meneguhkan. Mereka berkata, “Kuatkan hatimu… Ia memanggil engkau” (ay 49).
Tampak jelas bahwa perjumpaan-perjumpaan yang diceritakan dalam kisah ini merupakan saat-saat yang membaharui dan meneguhkan kehidupan.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus,
4. Selama dua belas tahun melayani umat di Keuskupan Agung Semarang ini, saya banyak mengalami perjumpaan-perjumpaan seperti itu. Saya merasa diteguhkan dan berkembang dalam imamat serta dalam pelayanan dalam perjumpaan-perjumpaan seperti itu.
Maka pada akhir masa pelayanan saya sebagai Uskup di Keuskupan Agung Semarang ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih.
Terima kasih kepada para Ibu/Bapak/Kaum Muda/Remaja dan Anak-anak - pendek kata kaum awam - atas keterlibatan Ibu/Bapak/Kaum Muda/Remaja dan Anak-anak dalam kehidupan Gereja. Keterlibatan Ibu/Bapak/Kaum Muda/Remaja dan Anak-anak sungguh membuat Gereja kita hidup. Saya berdoa, semoga keluarga-keluarga kita dilimpahi berkat, perlindungan dan damai sejahtera.
Terima kasih kepada para Suster dan Bruder atas pilihan hidup, kehadiran dan pelayanan yang para Suster dan Bruder berikan. Kehadiran dan pelayanan para Suster dan Bruder amat menentukan wajah Gereja di Keuskupan Agung Semarang ini. Saya berdoa semoga komunitas-komunitas para Suster dan Bruder menjadi komunitas yang semakin memancarkan kasih Tuhan sendiri.
Terima kasih kepada para imam, baik yang berkarya maupun yang tinggal di wilayah Keuskupan Agung Semarang. Kerja keras dan kerelaan untuk bekerjasama di antara para imam menjadikan pelayanan kita semakin murah hati dan cerdas. Saya berdoa agar para imam mengalami kegembiraan batin yang terpancar dalam hidup yang damai serta pelayanan yang semakin total dan tulus.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus,
5. Pada tanggal 25 Juli 2009 yang lalu saya ditunjuk oleh Bapa Suci Benediktus XVI untuk menjadi Uskup Agung Koajutor di Keuskupan Agung Jakarta. Saya membutuhkan waktu cukup lama untuk mencoba mengerti dan memaknai kehendak Tuhan dalam penunjukan ini. Saya menerima perutusan ini dengan lapang hati ketika saya sampai pada keyakinan bahwa yang mengutus saya adalah Umat Keuskupan Agung Semarang. Pimpinan Gereja memanggil saya, Keuskupan Agung Semarang mengutus saya dan saya menerimanya karena saya yakin bahwa hidup adalah anugerah yang selalu harus dibagikan.
Terima kasih atas sekian banyak doa yang dipanjatkan untuk saya dalam rangka penerimaan tugas baru ini. Kalau pernah ada yang baik yang saya lakukan dalam pelayanan saya selama ini, semuanya itu adalah buah dari doa-doa seluruh umat. Bekal doa ini pulalah yang akan saya bawa dalam menjalankan tugas pelayanan saya selanjutnya.
Saya akan berangkat hari Selasa 27 Oktober 2009 dan akan diterima di Keuskupan Agung Jakarta pada hari Rabu 28 Oktober 2009. Marilah kita saling mendoakan agar kita dapat menjalankan perutusan kita masing-masing yang berbeda-beda, demi kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama.
1. Doa Rosario bersama umat
Hari pertama bulan sepuluh,
Hati gembira penuh semangat
Bunda Maria tempat berteduh
2. Di hutan hidup kawanan lebah
Di sawah tumbuh rumpun padi
Matahari terus berubah
Kasih Tuhan kekal abadi
Berkah Dalem,
Semarang, 13 Oktober 2009
+ I. Suharyo
Uskup Keuskupan Agung Semarang
MODUL TEATER
Modul Seni Teater
SMA Regina Pacis Surakarta
MODUL 1
TEATER TRADISI NUSANTARA
Standar Kompetensi
• Mengapresiasi karya seni teater.
Kompetensi Dasar
1.Mengidentifikasi makna, peranan teater dalam konteks sosial budaya.
2.Mendeskripsikan sejarah dan perkembangan teater daerah setempat.
Indikator
1.Menceritakan jenis-jenis teater pada daerah setempat sesuai dengan fungsinya dalam kehidupan masyarakat.
2.Menjelaskan hasil observasi pada pergelaran teater daerah setempat.
3.Mengidentifikasi keunikan karya teater daerah setempat.
4.Mengidentifikasi tokoh-tokoh sastrawan/dramawan, sutradara, aktor berdasarkan karya yang dipublikasikan.
5.Mengklasifikasikan karya teater dan sastra drama berdasarkan sejarah perkembangannya.
6.Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan karya teater daerah setempat dengan karya teater daerah lain di nusantara/mancanegara sesuai perkembangan sejarah masyarakat.
Materi Pokok
1.Jenis dan bentuk teater tradisi serta ciri khas masing-masing.
2.Fungsi dan peranan teater dalam kehidupan masyarakat.
Sekilas Info:
Pernakah kamu melihat sebuah pertunjukan teater? Khususnya teater tradisi yang ada di daerah asalmu, atau daerah-daerah lain di nusantara ini. Begitu banyak ragam teater tradisi yang bisa kita pelajari, karena bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, baik adat-istiadat, kepercayaan, maupun kebudayaannya. Di Jawa Barat ada pertunjukan longser dan uyeg, di Jawa Tengah ada ketoprak, di Jawa Timur ada ludruk, dan di Jakarta ada lenong.
Teater merupakan salah satu pertunjukan seni di mana dunianya meliputi dunia visi, spirit dan antusiasme. Norma yang berlaku dalam dunia teater adalah berusaha menampilkan yang terbaik dan tidak sekedar pertunjukan biasa yang kemudian dilupakan orang. Tidak seorang aktor pun yang ingin mempertunjukkan teater yang buruk. Mereka selalu ingin mempertunjukkan teater yang luar biasa, dikenang banyak orang, atau bahkan dapat mengguncang masyarakat luas. Oleh karena itu, teknik yang digunakan dalam pementasan seni teater harus menggairahkan, memotivasi, dan menginspirasi banyak orang untuk memberikan yang terbaik sehingga seperti seorang aktor panggung yang terkenal. Seni teater selalu menawarkan janji perubahan dan menyadari potensi diri kita sendiri. Seperti ungkapan Charles Handy, filsuf sosial: “Jika engkau ingin berhasil, pikirkan teater!”
Teater tradisi nusantara merupakan seni pertunjukan untuk daerah-daerah setempat di nusantara yang diwarnai kultur etnis yang khas. Keberadaannya mencerminkan kekayaan budaya dan keluhuran budi masyarakat daerah setempat yang telah mentradisi dalam kehidupan masyarakat secara turun-temurun.
A. Mengidentifikasi Makna dan Peranan Teater dalam konteks Sosial Budaya
Istilah teater berasal dari bahasa Yunani ‘theatron’ yang diturunkan dari kata ‘theaomai’ yang berarti takjub memandang atau melihat. Secara harafiah berarti gedung atau tempat pertunjukan.
Dalam perkembangan selanjutnya istilah teater memiliki arti sebagai berikut :
1.Gedung pertunjukan, tempat orang menonton atau sajian tontonan.
2.Tontonan yang disajikan di gedung pertunjukan, terutama yang memaparkan lakon.
3.Adegan, pemain, dan gagasan yang dipandang sebagai drama.
4.Medan atau wilayah suatu tindakan terjadi.
Kata teater sekarang lebih dimengerti sebagai drama atau segala sesuatu yang berkaitan dengan drama, penulisan dan akting lakon. Pada zaman sebelum Perang Dunia II dikenal istilah tonil (toneel) yang berasal dari bahasa Belanda. Kanjeng Gusti Pangeran Mangkunegara VII menggunakan istilah sandiwara dari kata ‘sandi’ dan ‘warah’. ‘Sandi’ berarti tersamar, terselubung, rahasia, sedangkan ‘warah’ berarti didik, bombing, ajar. Secara harafiah sandiwara berarti pendidikan yang diberikan secara terselubung.
Lalu perbedaan teater dan drama (sandiwara, film, sinetron,
dll.) adalah sebagai berikut :
1.Drama:
1. drama tidak memerlukan pengucapan vokal yang cukup kuat, karena diperkuat
atau diambil oleh microfone
2. emosi tidak perlu kuat, karena akan diperkuat oleh kamera yang mengambil
secara short shoot atau close up
3. make up cukup tipis, karena akan diperkuat oleh kamera
4. pengambilan adegan secara partial atau sebagian-sebagian yang
dipotong-potong menjadi sangat pendek-pendek sesuai dengan yang akan di
ceritakan, sehingga adegan yang salah bisa diulang-ulang hingga mencapai
seperti yang dikehendaki oleh sutradara
2.Teater:
1. pengucapan vokal harus sangat kuat, karena penampilan dilakukan di atas
panggung dan vokal harus terdengar hingga penonton di barisan yang paling
belakang.
2. emosi atau perasaan harus ekstreem, karena penampilan dilakukan di atas
panggung dan emosi atau perasaan harus terlihat hingga penonton di barisan
yang paling belakang.
3. make up harus ekstreem, karena penampilan dilakukan di atas panggung dan
make up harus terlihat hingga penonton di barisan yang paling belakang.
4. adegan dari awal hingga akhir penampilan atau show harus sempurna, karena
tidak ada jeda atau pengulangan bagi adegan yang salah, salah pada salah satu adegan atau dialog, maka rusaklah semua performa yang sedang ditampilkan.
1. Jenis Teater
Konsep dasar teater yang dimaksud merupakan persiapan yang berkenaan dengan teknik tatalaksana pertunjukan yang dipentaskan. Teater di sini lebih menyerupai sanggar, sehingga pertunjukan tari, atau sulap pun dapat dikategorikan sebagai seni teater. Pada perkembangannya, teater menjadi lebih kompleks. Seni teater adalah bentuk seni pertunjukan yang berhubungan dengan kisah kehidupan manusia, baik langsung atau tidak langsung berhadapan dengan penonton.
Seni teater di Indonesia dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Teater Tradisional
Teater tradisional muncul jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka dan berkembang diberbagai daerah. Teater Tradisional berasal dari kebudayaan Indonesia sendiri. Contohnya: wayang orang, ketoprak, ludruk, lenong. Lawak dan dagelan, wayang (kulit dan golek).
1) Wayang orang
Wayang orang yang merupakan teater tradisi terdapat di Jawa. Pementasannya mengambil lakon dalam kisah Mahabarata dan Ramayana. Wayang orang ini menggunakan sajian tari. Jauh sebelum wayang orang muncul, telah muncul wayang kulit yang dikenal dengan Wayang Kulit Purwa Jawa (WKPJ).
2) Wayang kulit dan golek
Wayang kulit dan golek adalah duplikasi dari wayang orang yang dimainkan oleh seorang dalang menggunakan wayang dari
bahan kulit atau kayu (wayang golek). Wayang kulit bentuknya pipih atau dua dimensi, badan wayang sejajar kelir/layer, kepala dan kaki menyamping, diukir, dan dihias. Wayang ini ditancapkan pada batang pisang di depan kelir. Wayang golek berbentuk tiga dimensi, terbuat dari kayu yang diukir dan dihias, dengan ditambahkan kain batik pada bagian bawah tubuh wayang. Kedua jenis wayang ini mempunyai tangan yang dapat bergerak-gerak.
Dalang memerankan seluruh karakter dan suara dari tokoh pewayangan yang biasanya digelar dalam bahasa Jawa (wayang kulit) atau Sunda (wayang golek). Waktu pertunjukannya semalam suntuk dengan diselingi goro-goro, yaitu lawakan dari tokoh punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong untuk wayang kulit atau Cepot dan Dawala untuk wayang golek).
3) Ketoprak dan ludruk
Ketoprak mirip dengan wayang orang. Bedanya adalah lakon yang dibawakan merupakan cerita rakyat dan kisah kepahlawanan. Unsur dagelan atau humor masih ada, namun gerakan/tariannya lebih sederhana dan waktu pertunjukannya lebih singkat.
Ketoprak merupakan salah satu jenis teater daerah Jawa, yang dahulu dikenal dengan ketoprak ongkek, ketoprak barangan, yang hampir setingkat dengan ‘ngamen’. Sarana angkutan gamelannya dari satu tempat ke tempat lain menggunakan pikulan. Oleh karena itu ketoprak ongkek sering dikenal dengan nama ketoprak pikulan atau ketoprak kelilingan. Tempat pentasnya kebanyakan di tempat-tempat luas di pinggir pasar, lapangan, atau tempat lain yang ramai.
Sekarang ini ketoprak sudah mengalami perkembangan dan perubahan besar. Ketoprak dipentaskan di gedung dengan musik yang lengkap, tidak hanya gamelan, melainkan dicampur dengan musik modern. Tat arias dan tata busananya juga sudah bagus yang ditambah tata lampu yang menakjubkan.
Ludruk berasal dari daerah Jawa Timur. Pertunjukan ini merupakan sejenis ketoprak yang semua pemainnya pria. Ludruk diawali dengan tarian yang ditarikan sambil bernyanyi dan disebut Tari Ngremo.
4) Lenong
Sandiwari berdialek Betawi. Bersifat improvisatif, bergaya lugu dan lucu, dengan nyanyian dan tarian yang diiringi musik gambang kromong.
5) Lawak dan dagelan
Lawak adalah drama yang lepas dari logika cerita, acting, dan adegan. Pemain lebih cenderung pada usaha membuat kelucuan. Dagelan adalah lawak versi Jawa.
6) Sanghyang
Sanghyang adalah salah satu jenis teater tradisi di Bali yang disuguhkan dalam bentuk tari yang bersifat religius dan secara khusus berfungsi sebagai tarian penolak bala atau wabah penyakit. Masih banyak teater di Bali, seperti teater tari Calon Arang, Kecak, Barong, dan Drama Gong yang hamper semuanya bersifat religius.
7) Randai
Randai merupakan salah satu jenis teater rakyat daerah Minangkabau. Randai dimainkan tanpa menggunakan naskah, melainkan dengan improvisasi, seperti pada umumnya jenis teater daerah lain. Dalam pertunjukannya, selain disampaikan melalui dialog, drama tersebut juga disampaikan melalui dendang atau gurindam. Dalam satu adegan dimungkinkan seorang pelaku mengajak atau meminta komentar penonton, memancing pelaku untuk berakting, atau berdialog. Pertunjukan randai dilakukan dalam bentuk arena, formasi penonton, dan permainan yang disuguhkan melingkar.
8) Mamanda
Mamanda merupakan salah satu teater tradisi Kalimantan Selatan. Pertunjukan ini disuguhkan dengan busana yang serba gemerlapan, tetapi dengan peralatan permainan sederhana yang bersifat sugestif.
9) Topeng Bonjet
Topeng bonjet adalah salah satu jenis teater tradisi; yakni sandiwara tradisional yang ada di Jawa Barat dan banyak terdapat di Kerawang. Seni ini tersusun dari beberapa elemen artistic yang memesona.
b. Teater Nontradisional (bukan bahan ulangan)
Teater nontradisional bukan berasal dari kebudayaan Indonesia, sifatnya lebih modern. Contohnya: pembacaan karya sastra, sandiwara atau drama, film dan sinetron, opera atau operet dan pesta niaga.
1) Pembacaan karya sastra
Puisi dan prosa memaparkan berbagai kisah kehidupan manusia. Ia merupakan karya sastra, tetapi menjadi seni teater pada saat dibacakan sebagai pertunjukan.
2) Sandiwara atau drama
Sandiwara merupakan pertunjukan berupa rangkaian tindakan pura-pura guna mengekspresikan kisah yang mungkin terjadi atau secara logika dapat terjadi dalam kehidupan manusia. Semakin logis jalan ceritanya, semakin tinggi tingkat dramatikanya, dan disebut drama murni. Sandiwara konvesional dapat dipentaskan di panggung, melalui radio atau televisi.
3) Film dan Sinetron
Film adalah seni drama yang disajikan dalam bentuk yang lebih kompleks dan sempurna. Sebenarnya, film adalah bagian dari kamera film, berupa klise panjang yang terbuat dari bahan seluloid untuk merekam peristiwa yang bergerak. Namun karena keberadaannya sangat menunjang kreatifitas pembuatan drama, film menjadi bentuk seni sendiri.
4) Opera / operet
Opera juga merupakan seni multimedia. Drama jenis ini seringkali lepas dari tatanan akting atau adegan yang biasa, melibatkan tarian, kostumnya relative mewah, dan hampir seluruh dialognya dinyanyikan dan diiringi musik. Operet adalah opera sederhana.
5) Pesan niaga
Pesan niaga adalah reklame yang disiarkan/ditayangkan melalui media elektronik seperti radio atau televisi. Dikategorikan sebagai seni teater karena penyelenggaraannya menggunakan konsep teater.
Sastra drama dan teater tradisi di mancanegara, khususnya seni drama Barat yang memiliki mutu tinggi, terkenal, dan dikagumi dari penulis-penulis kenamaan, antara lain sebagai berikut.
1>Agamemnon, karya penulis Aeschyllus dari Yunani. Pada awalnya, Agamemnon merupakan karya drama tragedi.
2> Electra, Antigone, dan Oedipus Tyrannus atau Raja Oedipus karya Sophoeles, penulis tragedi yang terbesar pada masa Yunani kuno.
3> Hamlet, Romeo and Juliet, dan Raja Lien karya Shakespeare di Inggris. Karya-karya tersebut merupakan karya yang diangkat dari tradisi kebangsaan dan mengetengahkan tema-tema percintaan yang diakhiri dengan tragedi pembunuhan.
2. Media Seni Teater/Drama
Media Dasar dalam seni teater meliputi yakni: tubuh, suara, kata, gerak/akting, dan ilustrasi musik Secara sederhana, peralatan untuk orang yang bermain peran dalam teater hampir sama dengan seni tari. Tapi dalam teater, properti panggung untuk seting adegannya lebih kompleks. Sedangkan untuk teater modern yang lebih rumit seperti film, peralatannya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Peralatan proses pembuatan
Kamera, film, kamera foto, lampu, alat editing, generator, peralatan laga/akting, peralatan suara, dan sebagainya.
2. Peralatan properti
Adalah subjekdasn objek visualisasi film yang meliputi hampir seluruh wujud makhluk atau benda yang ada di alam ini. Aktor pameran dengan segala kostum dan riasnya, benda-benda pembentuk seting, dan pemandangan sekitar merupakan contoh peralatan properti ini.
3. Fungsi Teater Daerah
Fungsi teater daerah dalam kehidupan masyarakat tidak lain dan tidak bukan untuk memberi tempat atau wadah bagi budaya masyarakat, yang akhirnya dapat memberi tuntunan masyarakat sesuai dengan budaya yang dimilikinya. Teater manusia mempunyai dua fungsi utama. Pertama, sebagai sarana hiburan yang juga sebagai wadah untuk berkomunikasi antarwarga. Kedua, sebagai fungsi ritual, bersifat transcendental, yaitu sebagai media hubungan antarmanusia.
4. Keunikan Karya Teater Daerah Setempat (Bali)
Keunikan teater daerah Bali terletak pada hal-hal berikut ini :
a. Tata Pakaian
Keunikan tata pakaian/busana teater daerah Bali terletak pada cara membungkus tubuh aktor pameran, yang membuat ia tidak lagi kelihatan sebagai bentuknya sendiri. Hiasan-hiasan kepala yang dikenakan begitu fantastis, jubah-jubah yang geometris yang memindahkan pusat dari figure manusia, membuat sang aktor pameran seperti hieroglyph yang menjiwa.
b. Tata Gerak dan Musik
Getaran-getaran tubuh, teriakan-teriakan, dekapan-dekapan kaki ke tanah secara ritmis merupakan pembebasan dari ketidaksadaran yang otomatis sungguh unik. Kualitas musical dari gerakan-gerakan fisik dan pencampurannya dengan nada-nada yang harmonis benar-benar unik dan mengagumkan.
c. Penyajian
Penyajian pada teater Bali memang unik. Segala kreasi datang dari atas pentas dan menemukan ekspresi serta asalnya dalam impuls psikis yang tersembunyi, yang menyapa sebelum kata-kata dengan gestur-gestur. Sang pemain dalam penyajiannya dapat mengangkat penonton ke alam metafisik.
B. Mendeskripsikan Sejarah dan Perkembangan Teater Nusantara
Mendeskripsikan sejarah dan perkembangan teater nusantara tidak lepas dari pengaruh para tokoh sastrawan atau dramawan, sutradara, dan aktor yang memiliki karya yang telah dipublikasikan. Para tokoh tersebut, antara lain sebagai berikut :
a. Rendra
Seorang dramawan, sastrawan, sutradara, dan juga sebagai aktor bernama asli Willybrodus Surendra Rendra. Beliau mendirikan bengkel teater di Jogjakarta. Teater Rendra berhasil mementaskan sejumlah lakon terjemahan dan adaptasi, antara lain: Paraguay Tercinta (Fritz Hichwalder), Oidipus Sang Raja (Sophocles), Kereta Kencana (Eugena Ionesco), Suara-suara Mati (Van Loggen), Lawan Catur (Kenneth Sawyer Goodman), Hello Out There (William Saroyan), dan Perang Pahlawan (George Bernard Shaw).
b. Teguh Karya
Teguh Karya adalah seorang sutradara terkenal bernama asli Steven Liem (Liem Tjoen Hoak). Beliau mendirikan Teater Popular pada tahun 1968. Generasi pertama teater ini antara lain Slamet Raharjo Djarot, N. Riantiarno, Franky Rorimpandey, Boyke Koring, Purnama, Hengky Soelaiman, Tuti Indra Malaon, Iskay Iskandar, Rosaline Oscar, Sylvia Nainggolan, Rahayu Effendi, dan Mieke Widjaya. Karya-karya yang telah dipentaskan antara lain berjudul : Hammer Herre Akting yang diangkat dari Ghost/Gengengere karya Henrik Iksen, Antara Dua Perempuan dari Alico Gusterberg, Melintas di tengah Matahari dari Lorraine Hansberry, Perkawinan dari Miholay Grogol, dan Pemburu Perkasa dari Woef Mankiswitz.
c. N. Riantiarno
N. Riantiarno adalah seorang penulis naskah sekaligus aktor yang mendirikan Teater Koma pada tanggal 1 Maret 1977. Panggilan akrabnya adalah Nano. Para penggagas dan pendiri Teater Koma berasal dari lingkungan Teater Popular, Teater Ketjil, dan Teater Mandiri. Pementasan perdananya berjudul Rumah Kertas karya Nano sendiri. Pementasan Teater Koma yang lainnya yaitu Bom Waktu, Opera Ikan Asin, Opera Julini, Opera Kecoa, Opera Salah Kaprah, Wanita-Wanita Parlemen, dan lain-lain.
d. Arifin C. Noer
Seorang sutradara dan penulis drama ini merupakan pendiri Teater Ketjil pada tahun 1968. Pementasan lakonnya antara lain: Mega-Mega, Kapai-Kapai, Sumur Tanpa Dasar, Perang Troya Tidak Akan Meletus, Lalat-Lalat, Caligula, Macbett, dan lain-lain.
d. Putu Wijaya
Beliau mendirikan Teater Mandiri dan langsung mementaskan lakon berjudul Aduh. Berbeda dengan teater-teater lain, teater ini sejak awal didirikannya sampai sekarang, konsisten dan konsekuen hanya mementaskan lakon-lakon yang ditulis dan disutradarai oleh Putu Wijaya sendiri.
C. Menggolongkan Sejarah Perkembangan Teater dan Sastra Drama
1. Perkembangan Karya Sastra Teater dan Drama
Karya sastra teater dan drama dalam sejarah perkembangannya digolongkan menjadi lima kurun sebagai berikut:
1. Kurun Purba
Teater dalam kurun purba ini adalah teater primitif dan tidak memiliki sastra. Musik dan tari memegang peranan utama, tidak mengenal ruang, dan pemain serta penontonnya boleh berbaur atau bersifat partisipasi.
2. Kurun Klasik
Yang dimaksudkan dengan kurun klasik ini adalah teater-teater Yunani sebelum Masehi. Orang Yunani menyempurnakan teater primitive yang berorientasi pada sastra. Dimulai dari teater Yunani inilah kita mengenal teater modern lengkap dengan pengarang, sutradara, dan aktor. Penonton sudah mulai berjarak dengan pemain.
3. Kurun Pertengahan
Pertunjukan teater yang pertama pada abad pertengahan berjudul Quem Quaeritis.
4. Kurun Renaissance
Mutu kebudayaan dimulai dari kurun Renaissance dan citra kebudayaan Indonesia berangkat dari gaung zaman ini di Eropa. Pada kurun ini, semua lading kesenian bangkit dan mencapai puncaknya.
5. Kurun Modern
Pada kurun modern, gejala kebudayaan yang tampak adalah sekitar gagasan merombak pola teater yang telah ada sejak zaman Yunani klasik sampai Renaissance, Gagasan merombak ini turut membawa serta lahirnya sejumlah aliran dalam teater.
Di Indonesia teater dan drama pada awalnya merupakan upacara agama. Sifatnya lebih puitis daripada di Barat. Dalam penggambarannya secara visual dan ekspresif ditambahkan elemen tari dan musik sebagai tambahan sekunder. Di Barat sebaliknya, upacara keagamaan lebih bersifat penceritaan.
2. Ciri-Ciri Teater Daerah Setempat
Teater Daerah memiliki ciri-ciri tertentu, sebagai teater tradisional nusantara yang memiliki berbagai bentuk. Teater daerah yang satu dengan yang lain memiliki ciri khas tersendiri. Secara umum teater daerah memiliki ciri yang sama, yaitu sebagai berikut :
a. Anonim
Anonim artinya tidak dapat diketahui atau dikenal lagi siapa pencipta atau penyusun pola seninya.
b. Arena terbuka
Arena terbuka artinya pementasan dilakukan di tempat terbuka, misalnya di halaman pasar dan alun-alun. Penonton menikmati pertunjukan dengan membuat lingkaran.
c. Improvisasi
Improvisasi artinya pemainnya banyak mengandalkan kecakapan alamiah, baik dialog maupun akting, tidak dipola oleh naskah atau sutradara.
3. Ciri-Ciri Teater di Nusantara dan Mancanegara
Teater daerah yang satu dengan teater daerah yang lain yang berada di nusantara memiliki kesamaan, di samping perbedaan-perbedaan. Apalagi dengan teater daerah di mancanegara. Teater daerah yang merupakan teater tradisional di mancanegara, batas penonton dan yang ditonton sangat tegas. Akan tetapi, teater daerah di nusantara belum begitu tegas, walaupun dalam perkembangannya teater tradisional di nusantara ada batas antara yang ditonton dengan penonton. Selain itu juga telah ada panggung sebagai tempat pergelaran.
Rangkuman
• Teater memiliki peranan sebagai tempat terjadinya hubungan yang erat antara seniman dengan masyarakat (penggemarnya), selain itu juga sebagai wadah cermin budaya setempat.
• Istilah teater tradisi nusantara merupakan seni pertunjukan daerah-daerah setempat di nusantara yang diwarnai kultur etnis yang khas. Istilah teater itu sendiri saat ini dimaknai sebagai drama atau segala sesuatu yang berkaitan dengan drama, penulisan dan akting lakon.
• Bangsa kita memiliki berbagai macam teater tradisi yang tersebar di wilayah nusantara, seperti teater Sanghyang yang berasal dari Bali, Randai dari Minangkabau (Sumatera Barat), Ketoprak dari Jawa, Ubrug dari Jawa Barat, dan Lenong serta Topeng Betawi dari Jakarta. Teater daerah Bali memiliki ciri-ciri yang unik, antara lain tata pakaian yang meriah (fantastis), gerakan tubuh dan teriakan-teriakan dengan ritmis yang sungguh unik, serta cara penyajian yang dapat membawa penonton ke alam metafisik (alam bawah sadar).
• Dalam sejarah teater modern Indonesia, tercatat beberapa seniman besar yang telah menghasilkan karya yang besar pula, seperti W.S. Rendra, Teguh Karya, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, dan N. Riantiarno.
• Pengertian modern dalam teater modern Indonesia tidak sama dengan pengertian modern pada teater Barat. Di Barat, modern dimaksudkan sebagai kurun waktu setelah Renaisance, sedangkan di Indonesia dimaksudkan sebagai bentuk teater yang telah menggunakan naskah. Adapun teater kontemporer di Indonesia dipengaruhi oleh teater kontemporer Barat yang membaur dengan teater tradisional Indonesia.
• Di Indonesia pada awalnya teater berfungsi untuk ritual agama, tetapi kemudian teater tradisi daerah berkembang, contohnya kemunculan wayang golek dan wayang orang di mana muncul seorang narrator, dan terdapat pemisahan antara penonton dengan pertunjukan yang ditonton. Selain itu juga pertunjukan teater berubah menjadi tontonan yang lebih ‘merakyat’ yang dulunya terbatas di kalangan istana.
• Teater tradisi daerah dapat dikenali dari ciri-cirinya, yaitu tidak dikenali lagi siapa pencipta atau penyusunnya; pementasannya dilakukan di tempat terbuka; dan mengandalkan pada improvisasi pemain (tanpa scenario naskah atau arahan sutradara).
• Keunikan karya sastra dramatic nusantara dan negara lain terletak pada modus bahasa dan sajian.
Latihan 1:
1. Sebutkan pengertian teater!
2. Apa perbedaan teater dan drama!
3. Sebutkan tiga jenis teater tradisi yang terdapat di nusantara!
4. Sebutkan ciri-ciri teater daerah!
5. Apa perbedaan pokok wayang kulit dengan wayang orang?Jelaskan!
Cermin:
Satu hal yang paling tidak bisa saya mengerti dari alam semesta ini adalah semua yang ada di dalamnya ternyata ‘bisa dimengerti’. (Albert Einstein).
Latihan Soal :
1.Sebutkan pengertian teater!
2.Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri teater daerah!
3.Di Indonesia drama dan teater pada awalnya merupakan upacara agama. Apa perbedaannya dengan drama dan teater Barat pada awal mula ? Jelaskan!
4.Apa perbedaan pokok wayang kulit dengan wayang orang?Jelaskan!
5.Apakah yang dimaksud dengan permainan gelombang dalam pertunjukan randai? Jelaskan!
6.Apa yang kamu ketahui tentang teater tradisi jenis wayang kulit purwa Jawa? Jelaskan!
7.Sebutkan hal-hal yang dapat dilihat untuk menunjukkan keunikan teater tradisi!
8.Apakah teater daerah sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat?
9.Jelaskan perbedaan teater tradisional dan teater modern!
10.Pendidikan apa yang dapat diambil dari teater tradisi?
Tugas Religiositas
I. Silahkan membaca teks Injil Lukas 19 : 1 – 10
1. Pesan apa yang ingin disampaikan penginjil dari kisah Zakheus ?
2. Siapakah Zakheus dari kisah itu dan apa pekerjaannya ?
3. Mengapa Zakheus disebut orang berdosa ?
4. Mengapa Yesus ingin menumpang di rumah Zakheus ?
5. Dari kisah Zakheus itu, Yesus bisa digambarkan sebagai apa ?
6. Dari kisah Zakheus itu, manakah pendalaman-pendalaman yang berkaitan dengan
sovinisme ?
7. Bagaimanan perasaan dan pendapat anda melihat Yesus yang menyelamatkan
Zakheus ? Apakah hal itu termasuk misi Yesus datang ke dunia ? Jelaskan !
8. Silahkan merangkum pendapat berbagai agama (6 agama) yang menolak adanya
sovinisme budaya, agama-agama dan kepercayaan ! Sebutkan inti penekanan dari
masing-masing agama !
II. Silahkan membaca teks Injil Yohanes 6 : 1 – 14
1. Pesan apa yang ingin disampaikan penginjil dari kisah Yesus memberi makan
lima ribu orang ?
2. Bila anda membaca kisah ini, tema apa yang sebaiknya dibicarakan ?
3. Mengapa Yesus menyuruh para murid-Nya agar memberi makan pada orang-orang
yang mengikuti Dia ?
4. Apa maksud dari berbagi 5 roti dan 2 ikan ! Jelaskan !
5. Apakah berbagai 5 roti dan 2 ikan dapat digolongkan sebagai mukjizat?
Mengapa?
6. Apakah pada jaman dulu mukjizat itu dapat terjadi? Bagaimana dengan jaman
sekarang?
7. Apakah dalam diri dan keluarga kamu sudah ada semangat berbagi ? Berikan
contoh-contoh (minimal 3)!
8. Bila di sekolah anda diminta untuk berbagi kepada teman yang berkekurangan,
apakah semangat berbagi itu anda lakukan karena diperintahkan atau karena
dorongan hati ? Jelaskan !
9. Bila melihat perkembangan hidup saat ini, apakah masih ada semangat berbagi
5 roti dan 2 ikan diantara manusia? Mengapa!
10. Silakan memberi komentar tentang peristiwa Berbagai 5 Roti dan 2 Ikan!
(Boleh dalam bentuk puisi atau karangan singkat!
Selamat Bekerja
Share Faith
Hi, Ursuline’s students, good morning. Have you prayed today? I hope you have. You are really great! I would like to share about DIDAHCHE. What is it?
Didache is Foundational Christian Instruction. A manual for a discipleship process
FOREWORD
“Go out to the whole; proclaim the Gospel to all creation. Whoever believes and is baptized will be saved; whoever does not believe will be condemned” (Mark 16: 15-16 NJB).
All authority in heaven and on earth has been given to me. Go, thefore, make disciples of all nations; baptize them in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit, and teach them to observe all the commands I gave you. And look, I am with you always; yes to the end of time” (Matthew 28: 18-20 NJB).
The Good News is the Lord Jesus Christ, who is to be proclaimed and presented to all by whatever means as the greatest and unsurpassable-nay, as the only value that really matters in this life. “I consider everything a loss compared to the surpassing greatness of knowing Christ Jesus my Lord, for whose sake I have lost all things. I consider them rubbish, that I may gain Christ and be found in Him” (Philippians 3: 8-9 NIV)
In order to better understand the concept of discipleship, here are some principles:
- Basis : Word of Jesus and the Disciple’s Obedience.
- Total Commitment.
- Fruitfulness.
- Motivation : Love
- Mission
This DIDACHE : Foudational Christian Instructional Manual is a follow up of basic evangelization. It will contain several modules of topics that are foundational to Christian discipleship. This is designed to initiate the Christian disciple into an intimacy with the Lord, to lead him to a clearer and deeper understanding of what Christian life is all about.
May this manual of instruction serve this purpose. May the Christian disciple more clearly appreciate the life which he has been called to by our Lord Jesus Christ. May he come to know Jesus Christ more intimately, as he sincerely accepts his invitation: “Come and see” (John 1:39), and daily strive to walk in his footsteps. May he, after a period of intense discipleship, come to a point in his life when he will be able to confidently profess with St. Paul: “Life to me, of course, is Christ” (Philippians 1:21 NJB).
Reference :
FR. BART A. PASTOR
JANUARY 19, 1992
FEAST OF STO.NINO
MODULE 1 : WHAT IS EFFECTIVE PRAYER?
Introductory Remarks:
- Recall the wheel of Christian life, in which prayer is the number one spoke that connects our daily Christian life with the power and direction that our Lord Jesus Christ offers. Prayer is necessary for the Christian to grow in his personal relationship with Christ.
- Recall the account of the Acts of the Apostles, which tells us how the first believers in Jerusalem remained faithful not only to the Apostolic teaching but also to the prayers.
- The first module of the DIDACHE series is therefore devoted to lessons on effective prayer, designed for the Christian to go deeper in his personal intimate relationship with the Lord.
Input
- What can we expect when we pray?
- God will reveal himself and will answer us when we pray (Jeremiah 29:12-14)
- When we pray we can expect changes in ourselves (2 Corinthians 3:18)
- We too can expect changes even in circumstances around us (James 5:17-18)
- Spiritural basis for effective prayer
- James 5:16b “Pray for one another to be cured; the heartfelt prayer of someone upright works very powerfully.” A righteous life is a prerequisite for effective prayer.
- Luke 11:9 “So I say toyou; ask and it will be given to you; search, and you will find; knock, and the door will be opened to you.” Our Lord Jesus Christ himself promises results when we pray.
- John 15:7 “If you remain in me and my words remain in you, you may ask for whatever you please and you will get it.” Close intimacy with Christ assures us of effectivity in prayer.
- Mark 11:22-24 and James 1:6-8. Solid faith in God’s almighty power.
- 1 John 5:14. Asking according to God’s will assures us of results in prayer.
- Our attitude to God in prayer : humility, sincerity, reverent submission.
- Purpose of prayer : seeking God, asking for Him, offering to God, receiving from God, listening to God.
- Results of prayer : power of God manifested, prayers answered, empowering for spiritual battles, forgiveness and healing, changed lives, salvation, others are blassed too.
Reflection (Written)
- What are the things you want God to change in your life? How do you think God will answer your prayer?
- What are the things you regularly request of God? Do you think God will answer you? Why?
Pusatkan Pada Yang Positif
Hitunglah berkat yang telah anda terima, maka anda akan merasa bahagia.
Janganlah hanya menghitung uang dan memperhatikan masalah yang ada.
Cobalah anda perhatikan tiga soal matematika berikut, lalu cobalah anda simpulkan dulu sebelum membaca lagi artikel ini !
6 + 3 = 10
4 + 3 = 8
3 + 6 = 9
Apa kesimpulan anda?
Sebagian besar pasti akan mengatakan salah dua, bukan benar satu.
Ternyata memang kita lebih mudah melihat kesalahan atau hal yang negatip, dibandingkan dengan melihat hal yang positip. Bila melihat orang pun, maka hal negatip pada orang itu yang menjadi pusat perhatian kita, bukan kelebihannya yang kita hargai.
Karena itu marilah kita berubah, dengan melihat hal yang positip di atas hal yang negatip. Karena itu bila kita ingin bahagia dalam mengarungi kehidupan, kita perlu melihat berbagai hal positip yang diberikan Tuhan pada kita, yaitu berkat, anugrah yang telah kita terima. Syukurilah hal tersebut dan berterimakasihlah pada Tuhan.
Janganlah anda konsentrasi hanya pada masalah yang sedang kita hadapi, atau terfokus hanya pada harta dunia, seperti uang saja. Bila kita melihat hal yang negatip, maka pikiran kita penuh dengan hal yang negatip. Otomatis tindakan kita pun menjadi negatip. So ... lihat yang positip, berpikir positip dan bertindak positip. Lihat yang terang, maka kita pun menjadi bercahaya. Bangkit dan bercahayalah !
(diambil dari catatan : Bapak Dominikus Agus Goenawan)
Mari Belajar : TEATER
SMA REGINA PACIS SURAKARTA
Pendidikan Seni Budaya dan Ketrampilan yang diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan : “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni”, dan “belajar tentang seni”. Peran itu tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.
Pendidikan Seni Budaya dan Ketrampilan memiliki sifat multi lingual, multi dimensional, dan multi cultural. Multi lingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multi dimensional bermakna pengembangan keragaman kompetensi melalui konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Multi cultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendidikan Seni Budaya dan Ketrampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai multi kecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, inter personal, visual spasial, musikal, lingustik, logic matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral serta kecerdasan emosional. Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi ulangan praktek maka siswa-siswi kelas X merampungkan tugas akhir dari mata pelajaran Teater berupa pembuatan naskah drama yang merupakan karya cipta dalam kerja kelompok Teater.
Elias Anwar, B. Th
(Pembina Teater)
MEMBANGUN BUDAYA NILAI
Gosip adalah racun setiap komunitas. Oleh karena itu, jangan pernah mendengar gosip. Kalau terpaksa harus mendengarkan, janganlah memberikan tanggapan, apalagi menyebarkan gosip negatif. Namun, tanpa gosip suasana sepertinya hambar. Maka gosip positif dapat dikembangkan sebagai gantinya. Bicarakanlah kelebihan dan kebaikan orang lain. Ini tidak mudah, sama seperti semua keterampilan hidup, untuk bergosip positif ini kita perlu belajar membiasakan diri. Menurut keyakinan Behaviorisme, bahwa kepribadian adalah hasil dari pengalaman belajar dan membiasakan diri. Maka biasakan bergosip positif, maka Anda akan dengan sendirinya sedang membangun pribadi yang positif.
Ternyata, bila setiap orang memberikan hal yang positif kepada orang lain, maka akan tercipta:
- Dunia yang penuh damai, setiap orang merasa bersaudara.
- Lingkungan yang membahagiakan, setiap orang mersa aman.
- Tempat kerja yang menyenangkan, dimana setiap orang dapat berkreasi.
Dunia seperti itu dapat kita ciptakan, hanya dengan cara sederhana. Setiap kali kita bertemu dengan siapa saja, kita melihat dia sebagai saudara yang pada hari ini dititipkan Pencipta bagi kita untuk kita cintai dan kita kasihi. Hal itu bisa kita lakukan melalui kegiatan sederhana:
- Selalu memberikan perhatian pada orang yang ada di sekitar kita.
- Memberikan senyuman kepada orang yang kita temui (di rumah, di jalan, di tempat kerja, dan di mana saja).
- Memperlakukan setiap orang seolah-olah “Pencipta” dengan penuh penghargaan, menyapa dengan halus, memberikan yang terbaik.
Kesimpulan
KE MANA ARAH PENDIDIKAN KITA?
What did you learn in school today dear little boy of mine?
Demikianlah salah satu kalimat dalam sebuah puisi yang ditulis oleh Paulo Freire. Jawaban atas pertanyaan semacam itu bisa1001 macam ragamnya tergantung pada siapa yang dimaksud dengan ‘dear little boy of mine’ itu. Seorang murid di Amerika boleh jadi akan menjawab: “I learned that
Dari berbagai jawaban yang mungkin muncul itu sebenarnya terkandung sebuah persoalan mendasar dalam dunia pendidikan yaitu orientasi pendidikan. Ke mana pendidikan kita ini mau melangkah? Untuk kebutuhan pasar? Kebutuhan lembaga? Kebutuhan pembangunan? Atau …………….? Selama orientasi pendidikan masih diarahkan untuk kebutuhan di luar diri manusia sendiri,pendidikan akan selalu merupakan topik yang penuh problematika. Sebab pendidikan pada dasarnya adalah berpusat pada pengembangan diri manusia yang dididik itu sendiri. Driyarkara menyebutnya sebagai proses pemanusiaan manusia muda dan ini memuat hominisasi dan humanisasi. Oleh karena itu, topik ini selalu actual untuk dibicarakan oleh siapa saja yang berminat.