SELAYANG PANDANG BKSN 2010
Bulan September adalah bulan yang dikhususkan oleh Gereja Katolik sebagai Bulan Kitab Suci Nasional. Pada bulan ini, Pimpinan Gereja menganjurkan umat Katolik agar menjadi lebih akrab dengan Kitab Suci dengan berbagai cara, sehingga dengan demikian umat semakin tangguh dan mendalam imannya dalam menghadapi kerumitan dan kesulitan hidup dewasa ini. Sejak kapan tradisi Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) ini berawal? Apa gunanya Bulan Kitab Suci?
Sejarah Singkat
Latar belakang diadakannya BKSN berawal dari Konsili Vatikan II (KV II). Dalam salah satu dokumennya yang berbicara mengenai Kitab Suci, yaitu Dei Verbum, para bapa Konsili menganjurkan agar jalan masuk menuju Kitab Suci dibuka lebar-lebar bagi kaum beriman (DV 22). Konsili juga mengajak seluruh umat beriman untuk tekun membaca Kitab Suci. Untuk maksud itu, yang harus dibuat pertama-tama adalah menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa setempat, dalam hal ini Bahasa Indonesia. Sebelum konsili menganjurkan ini, sebenarnya Gereja Katolik Indonesia telah selesai menerjemahkan seluruh Kitab Suci, baik Perjanjian Lama (PL) maupun Perjanjian Baru (PB).
Meskipun Kitab Suci telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, namun umat Katolik Indonesia belum mengenalnya dan belum mulai membacanya. Karena itu, Lembaga Biblika Indonesia (LBI), yang merupakan Lembaga dari KWI untuk kerasulan Kitab Suci, mengadakan sejumlah usaha untuk memperkenalkan Kitab Suci kepada umat dan sekaligus mengajak umat untuk mulai membaca Kitab Suci. Hal ini dilakukan antara lain dengan mengemukakan gagasan sekaligus mengambil prakarsa untuk mengadakan Hari Minggu Kitab Suci secara nasional. LBI mengusulkan dan mendorong agar keuskupan-keuskupan dan paroki-paroki seluruh Indonesia mengadakan ibadat khusus dan kegiatan-kegiatan sekitar Kitab Suci pada Hari Minggu tertentu.
LBI telah dua kali mencobanya. Pada tahun 1975 dalam rangka menyambut terbitnya Alkitab lengkap ekumenis, LBI menyarankan agar setiap paroki mengadakan Misa Syukur pada bulan Agustus. Bahan-bahan liturgi dan saran-saran kegiatan yang dapat dilakukan beberapa bulan sebelumnya dikirimkan ke keuskupan-keuskupan. Percobaan kedua dilakukan pada tahun 1976. Akhir Mei 1976 dikirimkan bahan-bahan langsung kepada pastor-pastor paroki untuk Hari Minggu Kitab Suci (HMKS) tanggal 24/25 Juli 1976, ditambah lampiran contoh pendalaman, leaflet, tawaran bahan diskusi, dan lain-lain.
Walaupun dua kali percobaan itu tidak menghasilkan buah melimpah seperti yang diharapkan, LBI toh meyakini bahwa HMKS harus diteruskan dan diusahakan, dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mendekatkan dan memperkenalkan umat dengan sabda Allah. Kitab Suci juga diperuntukkan bagi umat biasa, tidak hanya untuk kelompok tertentu dalam Gereja. Mereka dipersilahkan melihatnya dari dekat, mengenalnya lebih akrab sebagai sumber dari kehidupan iman mereka.
2. Untuk mendorong agar umat memiliki dan menggunakannya. Melihat dan mengagumi saja belum cukup. Umat perlu didorong untuk memilikinya paling sedikit setiap keluarga mempunyai satu kitab suci di rumahnya. Dengan demikian, umat dapat membacanya sendiri untuk memperdalam iman kepercayaannya sendiri.
Dalam sidang MAWI 1977 para uskup menetapkan agar satu Hari Minggu tertentu dalam tahun gerejani ditetapkan sebagai Hari Minggu Kitab Suci Nasional. Hari Minggu yang dimaksudkan adalah Hari Minggu Pertama September. Dalam perkembangan selanjutnya keinginan umat untuk membaca dan mendalami Kitab Suci semakin berkembang. Satu Minggu dirasa tidak cukup lagi untuk mengadakan kegiatan-kegiatan seputar Kitab Suci. Maka, kegiatan-kegiatan ini berlangsung sepanjang Bulan September dan bulan ke-9 ini sampai sekarang menjadi Bulan Kitab Suci Nasional.
Betapa Agung nama-Mu, ya Tuhan (Mzm 8)
Bulan Kitab Suci Keuskupan Agung Semarang (BKS KAS) tahun 2010 ini mengambil tema syukur yang didasarkan pada kitab Mazmur: "Betapa Agung Nama-Mu, Ya Tuhan" (Mazmur 8). Tema syukur diangkat, karena pada tahun ini, titik fokus pastoral keuskupan adalah syukur berbagi berkat. Komisi Kitab Suci KAS mencoba ambil bagian dalam inspirasi iman yang penuh syukur, dengan belajar mengungkapkan rasa syukur kepada Allah bersama dengan pemazmur, yang ditulis dalam kitab mazmur.
Kitab Mazmur adalah kitab doa bangsa Israel. Dengan mendalami mazmur, kita bersama-sama mempelajari bagaimana umat Israel pada waktu itu mengungkapkan imannya dalam doa. Doa mazmur juga dikenal baik oleh Yesus, bahkan Dia juga sering mengutip mazmur dalam pengajaran-Nya. Bila kita membaca kitab mazmur, maka kita juga sedang membaca sharing penulis mazmur tentang pergulatan imannya. Ungkapan doa mazmur bukan sekedar ungkapan yang lugas, tetapi disusun sebagai sebuah karya seni iman yang memanfaatkan keindahan bunyi, keindahan kata-kata, ritme, kiasan, dan perlambangan.
Maka marilah kita membaca sebuah mazmur pujian dari Mazmur 8:
8:2 Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
8:3 Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
8:4 Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:
8:5 apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
8:6 Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
8:7 Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:
8:8 kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang;
8:9 burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan
8:10 Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
Mazmur 8 ini memperlihatkan Tuhan Allah terus berkarya di tengah umat manusia. Karya Allah sungguh mengagumkan. Dia menunjukkan karya-Nya yang mengagumkan lewat peristiwa-peristiwa yang sederhana sampai pada peristiwa-peristiwa yang dahsyat. Dia berkarya lewat orang-orang kecil sederhana, lewat anak-anak, rakyat jelata, maupun lewat orang-orang yang berkedudukan tinggi dan mempunyai pengaruh. Bahkan Allah juga menunjukkan karya yang mengagumkan lewat ciptaan-ciptaan lain, misalnya: keindahan alam, kehidupan binatang, tumbuh-tumbuhan, tata surya yang luar biasa, ciptaan di dasar lautan atau rimba raya, kekayaan di bawah bumi. Diantara semua ciptaan itu, Tuhan Allah membuat manusia menjadi ciptaan tertinggi, hampir serupa dengan Allah. Keunggulan manusia ada pada daya pikirnya dan daya rohnya. Dengan dua daya itu manusia lebih mampu mengenal Allah dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Manusia juga diberi anugerah untuk menciptakan, berkreasi menata dunia, menguasai alam, memperbaiki ciptaan dengan kemajuan teknologinya. Maka marilah kita syukuri itu semua sebagai anugerah Allah sekaligus juga sebagai tanggung jawab yang harus dipikul oleh umat Katolik dengan penuh perjuangan.
Demikianlah contoh permenungan dari mazmur 8 sebagai mazmur syukur yang merupakan tema BKSN 2010 di Keuskupan Agung Semarang. Semoga pertemuan-pertemuan yang kita adakan di lingkungan selama bulan Kitab Suci ini membantu kita untuk semakin mencintai Kitab Suci, membukanya, mempelajarinya, meresapkan isinya dan mewujudkan ajarannya dalam tindakan nyata. Khusus untuk pendalaman mazmur, semoga kehidupan doa kita diperkaya setelah membaca dan mempelajari mazmur. Selamat merenung….(sumber : hasil pengolahan pembekalan Kitab Suci Kevikepan Surakarta).